TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bicara soal kepemimpinan Bung Karno, siapa yang tidak segan mendengar nama presiden pertama kita ini?
Apalagi saat mendalami pola kepemimpinan Bung Karno, yang sangat tegas dan memanusiakan manusia.
Jika ditelisik lebih jauh, pola kepemimpinan politik di Indonesia memiliki dua kategori.
Yang pertama adalah pemimpin berjiwa ‘administrator’ laksana seorang manager dan kedua pemimpin berkarakter ‘solidarity maker’.
Tipe ‘solidarity maker’ merupakan pemimpin yang mempunyai sikap, pembawaan dan kemampuan untuk menggalang solidaritas orang-orang dari berbagai macam latar belakang untuk mencapai satu tujuan.
Baca juga: Di Balik Konsep Bung Karno pada Gagasan Partai Tunggal: Milenial Jangan Takut Bicara Parpol
Pengantar itu disampaikan Bonnie Triyana, Sejarawan dan Pimpinan Redaksi Majalah Historia saat menjadi narasumber pada acara ‘Talkshow dan Musik Bung Karno Series’ yang ditayangkan Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan pada Jumat 16 Juni 2021 pukul 16.30 WIB dengan tajuk ‘Aksi-aksi Spontan ala Bung Karno’’.
“Nah, mendiang Herbert Faith, Indonesianis dan profesor ilmu politik asal Australia mengkategorikan Bung Karno sebagai sosok pemimpin berjenis ‘solidarity maker,” kata Bonnie.
Penyunting buku berjudul ‘Revolusi Belum Selesai: Kumpulan Pidato Presiden Sukarno 30 September 1965 - Pelengkap Nawaksara’ ini menjelaskan, sosok kharismatik dan kedcerdasan yang melekat dengan Ir Soekarno alias ‘Bung Besar’ dapat mempengaruhi orang banyak.
“Terbukti dengan begitu banyak pengikutnya serta juga beliau sangat disegani oleh kawan maupun lawan. Dari bukti-bukti itu dapat disimpulkan bahwa Bung Karno merupakan pemimpin yang berkarakter penggalang solidaritas,” papar Bonnie
Salah seorang penulis biografi ‘Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Bung Karno’ ini melanjutkan, dengan kemampuan dan kecerdasan yang multi dimensi, Bung Karno dalam kepemimpinannya kerap kali menggunakan cara yang spontanitas dan autentik.
Contoh kecil dari aksi unik itu dilakukan Bung Karno, suatu kali waktu berkunjung ke Italia, saat iring-iringan mobil tamu negara kepresidenan yang membawa Bung Karno tiba-tiba menepi mendadak ke sebuah restoran.
“Otomatis para pengawal dengan serentak kaget. Ada ap aini? Setelah diketahui kemudian, ternyata Bung Karno ingin makan es krim langsung di negara asalnya,” tutur Bonnie.
Selain Kolonel Maulwi Saelan, mantan pemain tim nasional sepak bola Indonesia yang menjadi Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa pengawal Bung Karno, lingkar dalam presiden pertama Indonesia diisi Komandan Resimen Tjakrabirawa Brigadir Jenderal TNI Sabur, Kepala Detasemen Pengawal Pribadi AKBP Mangil Martowidjojo serta ajudan priadi Kolonel KKO Bambang Widjanarko.
Bung Karno merupakan sosok yang ceria, suka menyanyi dan menari. Karena ketertarikan Bung Karno terhadap kesenian inilah, maka Resimen Tjakrabirawa tak hanya disiapkan untuk pengawalan, tapi juga harus siap sewaktu-waktu bermain musik agar dapat menghibur Presiden.