Dalam buku ‘Benny, Tragedi Seorang Loyalis’, karya Julius Pour, Penerbit Kata Hasta Pustaka, Cetakan Keempat, Edisi Revisi April 2009, tidak diungkapkan siapa putri Presiden Soekarno yang hendak dinikahkan dengan Benny Moerdani.
Pada saat itu Bung Karno menggunakan kalimat berbunga-bunga, melukiskan keinginannya untuk menjodohkan seorang putrinya.
Sayang keinginan Bung Karno itu bertepuk sebelah tangan karena Benny menyatakan sudah punya tunangan, yaitu seorang mantan pramugari Garuda, bernama Hartini.
Kisah unik muncul ketika Benny menikah dengan Hartini. Setelah menikah di Kantor Catatan Sipil, pada 12 Desember 1964, pesta perkawinan dilangsungkan di Istana Bogor atas perintah Bung Karno.
Ternyata keluarga Hartini sangat dikenal oleh Bung Karno. Paman Hartini, Ir Anwari, merupakan teman kuliah Bung Karno di Technische Hooge School (ITB), Bandung.
Baca juga: Jenderal Benny Moerdani Bikin Marah Presiden Soeharto di Ruang Biliar
Resepsi nikah di Istana Bogor
Ketika Ir Anwari diundang ke Istana untuk menerima sebuah penghargaan, Hartini dan keluarganya ikut serta. Sejak saat itu Bung Karno mengenal secara pribadi Hartini dan keluarganya.
Tah heran ketika Hartini balik ke Indonesia setelah mengikuti pendidikan di East West Centre di Hawaii, Amerika Serikat, ia ditanya oleh Bung Karno mengapa tidak segera menikah.
“Kamu kok nggak kawin-kawin, apa sih alasannya,” tanya Bung Karno.
“Saya kan sudah punya pacar Pak,” jawa Hartini.
“Siapa,” tanya Bung Karno lagi. Secara terus terang Hartini menyebut nama Mayor Benny.
Pada saat itu Hartini sudah berpacaran dengan Benny Moerdani selama tujuh tahun.
“Ohhh….Benny ya,” kata Bung Karno yang langsung teringat pada sosok prajurit yang pernah diminta menjadi menantunya itu.
Spontan Bung Karno memberi perintah. “Kamu kan nggak punya orangtua. Pokoknya, kalian kawin saja, nanti saya pestakan di Bogor.”