"Jadi, presiden mulai dari Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur dipilih melalui MPRS/MPR serta Soesilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo yang dipilih secara langsung oleh rakyat semuanya etnis Jawa," kata dia.
Jamiluddin mengatakan dominannya pemimpin dari etnis Jawa secara umum bisa dijelaskan dari dua hal.
Pertama, penduduk Indonesia dominan etnis Jawa. Karena itu, antara pemilih dengan yang dipilih ada kesamaan dilihat dari etnisnya.
"Dalam model komunikasi konvergensi, kesamaan itu akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif. Konvergensi inilah yang membuat pemilih akan cenderung memilih calonnya dari etnis yang sama," jelasnya.
Kedua, perilaku pemilih di Indonesia masih dominan pemilih emosional. Pemilih seperti ini memiliki hubungan emosional sangat kuat dengan identitas yang membentuk dirinya sejak lahir. Identitas itu bisa terbentuk dalam paham ideologis, agama, dan budaya.
Menurutnya, dominannya pemilih emosional akan menguntungkan calon presiden dari etnis Jawa dan beragama Islam. Mereka akan memilih calon yang memiliki dua kriteria itu.