TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indoneisa (PPNI), Harif Fadhillah menyebut sudah ada 325 perawat meninggal dunia akibat Covid-19.
Diketahui, beberapa waktu lalu, seorang perawat Wisma Atlet, Jakarta gugur dalam bertugas.
Harif mengatakan, setelah kejadian itu, ada tiga perawat di daerah lain yang juga meninggal dunia karena Covid-19.
"Tepatnya, 325. Jadi setelah di Wisma Atlet, ada tiga lagi, satu Jogja, satu Jakarta, satu Karawang."
"Itu data yang masuk ke kami," ucap Harif, dikutip dari Diskusi Virtual MNC Trijaya FM, Sabtu (26/5/2021).
"Mereka meninggal dunia dan dinyatakan Covid-19. Itu kan kita harus analisis kronologinya. Kita belum sampai sana," imbuh dia.
Baca juga: Lahan Pemakaman Terbatas, Penguburan Jenazah Covid-19 dalam Satu Lubang Bisa Jadi Solusi
Menurutnya, lonjakan kasus Covid-19 di pekan ini bisa disebut sebagai situasi krisis.
Sebab, beberapa rumah sakit (RS) khususnya Jakarta sudah cukup penuh.
"Kita lihat beberapa rumah sakit khususnya di Jabodetabek sudah cukup penuh. Bahkan ruang IGD menjadi ruang rawat," lanjut Harif.
Baca juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Melandai Pertengahan Juli Jika PPKM Mikro Dimaksimalkan
Di satu sisi lonjakan kasus, kata Harif, tenaga kesehatan (nakes) belum juga mendapat tambahan personel.
Padahal, jumlah kebutuhan nakes ini berbanding lurus dengan semakin banyak pasien Covid-19.
Ia mengatakan, para nakes dalam menjalankan tugasnya, mengalami kelelahan secar fisik maupun mental.
Lelah mental yang dimaksud, yakni melihat antrean panjang pasien Covid-19 yang masuk ke RS.
"Pasti teman-teman kami cukup merasa kelelahan baik fisik maupun mental. Mental ini bukan tekanan luar, tapi melihat kondisi pasien yang antri rasanya ini bagaimana,"
Baca juga: Setiap Minggu Dua Anak Meninggal karena Covid, 67,3 Persen Terpapar Virus Corona Tanpa Gejala