News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kinerja Jokowi

Ade Armando Sebut Polemik Kritikan BEM UI Bak Sinetron Khas Indonesia

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ade Armando saat ditemui di kantor DPP PSI, Jakarta, Jumat (15/2/2019). - Dosen komunikasi UI Ade Armando menyebut polemik kritik BEM UI Bak sinetron khas Indonesia: dibesar-besarkan dengan logika yang terbatas.

Ia mencontohkan, satu kritikan BEM UI yang mengatakan Jokowi ingkar janji, karena pemerintah mengajukan rencaba revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Baca juga: 3 Aksi Viral BEM UI, Beri Kartu Kuning untuk Jokowi hingga Sebut DPR Dewan Pengkhianat Rakyat

Kata Ade, BEM menuturkan Jokowi telah memasukkan pasal-pasal represif dalam revisi UU ITE.

Ade mempertanyakan, apakah BEM sudah membaca revisi UU ITE tersebut.

"Kalau dibaca pasal-pasal yang hendak direvisi, terlihat jelas bahwa pemerintah berusaha mencegah agar jangan sampai pasal-pasal dala, UU ITE dimanfaatkan untuk mengkriminalisasi mereka yang berani berbicara bebas." ujarnya.

Menurutnya, revisi UU ITE ini hadir untuk mencegah seseorang jangan sampai dipidanan, hanya karena mengecam sebuah lembaga, seperti kasus Jerinx SID hingga Prita.

Baca juga: Rektorat UI Panggil Pengurus BEM, JPPI: Katanya Kampus Merdeka, Masa Dibungkam

"Kok tiba-tiba saja BEM UI menyebut revisi UU ITE itu sebagai represif?," lanjutnya.

Kemudian, Ade juga mencontohkan kritik BEM UI yang menyebut polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga pemilihan Ketua KPK Firli Bahuri, sebagai upaya pelemahan KPK.

"Gagasan revisi UU KPK itu datang dari DPR, yang memilih Firli juga DPR, dan yang menentukan ujian wawasan kebangsaan adalah KPK."

"Jokowi justru menganjurkan agar pegawai KPK yang tidak lulus ujian wawasan untuk tidak diberhentikan," kata Ade.

Penjelasan Ketua BEM UI soal Julukan Jokowi The King of Lip Service

Ketua BEM UI) Leon Alvinda memberikan penjelasan soal postingan organisasinya, yang menjuluki Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai The King of Lip Service.

Leon mengatakan, postingan itu bertujuan untuk mengingatkan sang presiden terkait segala perkataan yang telah diucapkan.

Menurutnya, selama ini, apa yang telah disampaikan Jokowi tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

"Sebenarnya infografis yang dibuat oleh brigade UI, organ taktis dibawah BEM UI, itu kami ingin mengingatkan bapak Presiden kita untuk bisa memastikan perkataan-perkataan yang beliau sampaikan sesuai dengan realita di lapangan."

Postingan akun Twitter BEM UI, menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service, Sabtu (26/6/2021). (Twitter @BEMUI_Official)

Baca juga: BEM UI Dipanggil Rektorat, Fahri Hamzah Singgung Zaman Orba: Kampus Harus jadi Sumber Kebebasan

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini