News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Duta Besar Indonesia

Fadjroel Tidak Boleh Mendahului Presiden, Semua Pertanyaan Tidak Boleh Disambar 

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Kepresidenan - Fadjroel Rachman

Kami juga awalnya kadang-kadang juga..tapi lama-lama menyadari oh ini bukan otoritas saya. Ekosistem ini kita sama-sama belajar lah. Karena memang ini baru di periode kedua. Kecuali kalau presiden yang berbicara langsung kepada teman-teman wartawan.

Kemudian yang kedua tujuan presiden agar teman-teman wartawan mendapatkan informasi yang betul-betul penuh. Karena kalau menteri yang menjawab detail apa yang akan menjadi kebijakan. Kalau presiden kan menyampaikan, Alhamdulillah sudah ada 1,8 juta vaksinasi. Tentu bagus kalau bertanya vaksin apa saja, keamanan, itu dijawab pihak terkait.

Baca juga: Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Positif Covid-19

Memang ada upaya dari kami membiasakan seperti itu. Kami di Istana memang ada semacam daily briefing. Itu tiap hari kami mengetahui isu ini, ini kementerian mana yang bisa menjawab, lembaga mana yang bisa menjawab. Kami juga memilikihubungan baik dengan Badan Komunikasi Humas. Itu seluruh kementerian dan lembaga.

Dan termasuk juga pemerintah daerah dan BUMN. Jadi kami juga saling bekerja sama terus menerus. Ini mudah-mudahan informasi yang didapat oleh teman-teman wartawan itu efektif. Karena kalau pertanyaan tertentu dijawab oleh otoritas dan otoritatif terhadap pertanyaan yang disampaikan oleh teman-teman wartawan.

Saya menggambarkan apa yang disampaikan presiden. Bentuknya tetap kebijakan, bukan yang detail. Kalau Pak Mahfud kan detail soal hukum pidana, perdata, segala macem. Kalau kami tidak sampai ke arah sana. Kebijakan menjadi payung untuk program yang ditangani kemenko atau kementerian terkait.

Latar belakang Anda sebagai aktivis punya pengaruh dalam posisi Anda sebagai juru bicara?

Sangat mendukung. Karena kalau sebagai aktivis hidupnya ngomong 70-80 persen. Dari ITB-UI, itu kerjanya ngomong. Mencoba memberikan informasi publik, membujuk publik. Jadi kebiasaan untuk public speaking yang sebenarnya tidak terlalu disadari. Itu sebenarnya belajar public speaking. Biasa mempersuasi orang untuk menyampaikan apa yang dipercaya. Saya juga menulis di Kompas, Tempo.

Kemudian jadi presenter televisi 1999. 2013-2014 masih jadi presenter. Paling lama TVRI 3 tahun. Menjadi aktivis berbicara, penulis saya memiliki buku sekitar 10 buku, termasuk dalam penjara menulis Demokrasi Tanpa Kaum Demokrat. Belum lagi menulis puisi.

Jadi semua itu melatih diri saya berbicara, public speaking lebih baik, menulis lebih baik, dan berkomunikasi dengan banyak pihak nyaman. Saya beruntung jadi aktivis. Kemudian belajar lagi secara ilmu di UI, S3 komunikasi. Oh ternyata apa yang saya hadapi sehari-hari ada teorinya dan itu sangat membantu menjadi juru bicara presiden.

Sebenarnya apa tugas saya jadi juru bicara. Itu sebenarnya menjaga, meningkatkan kepercayaan publik kepada presiden. Itu ukuran kuantitatifnya sebenarnya. Makanya kalau litbang Kompas mengeluarkan kepercayaan kepada presiden 70 persen ke atas itu masih baik.

Di tim saya juga ada tim riset. Itu membuat riset sendiri untuk internal. Nanti dibandingkan dengan lembaga survei yang lain salah satunya litbang Kompas. Sampai hari ini tingkat kepercayaan di atas 70 persen masih baik. Dengan berbagai variabel indikator ada ukuran tertentu.

Kalau sehari-hari itu melihat tren mengenai persepsi kepada isu tertentu. Ada positif, netral, negatif. Tugas saya menjaga dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap presiden. Presiden ini adalah klien saya satu-satunya.

Baca juga: Fadjroel Rachman Soal Dubes RI Untuk Kazakhstan: Tugas Dari Presiden Adalah Penghargaan Tak Ternilai

Orang menyangka juru bicara hanya berbicara. Tidak sebenarnya. Kami punya lima strategi. Namanya, FACTS. F itu frontlining, itu berbicara langsung kepada media massa. Kedua, Analizing, seminggu wajib dua kali menyampaikan analisis dan rekomendasi kepada presiden tentang isu tertentu. Ini alasisisnya, ini rekomendasinya. Jadi itu disampaikan langsung kepada presiden supaya beliau mendapatkan gambaran isu apa yang paling perlu diperhatikan.

Ketiga, kami Connecting, yaitu kementerian, lembaga, komunitas. Kami juga harus berbicara kepada komunitas-komunitas di Indonesia dan seluruh dunia. Sepanjang pandemi kami sudah ada 200 lebih webinar. Termasuk satu sampai hari ini.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini