Maka, pemakaian masker kain dengan lapisan yang memiliki jumlah benang lebih rapat sangat disarankan. Hal itu bertujuan supaya pemakainya terhindar dari penularan virus.
Bukti dari laporan ilmiah CDC
Dalam laporan ilmiah terbarunya, CDC meninjau bukti epidemiologi dan observasi tentang penggunaan masker, serta penyebaran virus corona.
Mereka melakukan studi terhadap 124 rumah tangga di Beijing, China, di mana setidaknya satu orang memiliki kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.
Seperti yang sudah dilaporkan, ketika semua orang di rumah memakai masker sebelum orang yang terinfeksi mulai menunjukkan gejala, risiko penularan berkurang hingga 79 persen.
Studi lain pada 1.000 orang yang melakukan kontak dengan kelompok yang terinfeksi di Thailand juga menjadi sorotan CDC.
Hasil studi tersebut menyimpulkan, orang-orang yang selalu memakai masker selama eksposur tinggi memiliki risiko 70 persen lebih rendah terinfeksi dibandingkan dengan mereka yang tidak memakai masker.
Lalu, bukti pada penelitian yang lain menemukan, ketika pemakaian masker diterapkan secara ketat dalam penerbangan jarak jauh, penumpang yang terinfeksi tidak menularkan virus ke orang lain di pesawat.
Kemudian beberapa penelitian turut mengonfirmasi manfaat memakai masker bagi komunitas secara luas di rumah sakit beberapa negara, seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Kanada.
"Setiap analisis menunjukkan, kelompok yang mengikuti arahan untuk memakai masker dapat mengurangi infeksi baru dan tingkat kematian," tulis CDC.
Laporan ilmiah tersebut juga menganalisis data perekonomian di AS. Apabila meningkatnya pemakaian masker sebesar 15 persen dapat mencegah lockdown dan mengurangi kerugian hingga satu triliun dolar AS atau sekitar lima persen dari produk domestik bruto (PDB).
Sumber: Kompas.TV/Kompas.com/Kontan.co.id
>