News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengapa Cuaca di Pagi dan Malam Hari Akhir-akhir Ini Terasa Lebih Dingin?

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banyak dirasakan masyarakat, terutama wilayah Jawa dan Bali, belakangan suhu udara mengalami penurunan dan terasa lebih dingin dari biasanya. Mengapa bisa demikian?

TRIBUNNEWS.COM - Mengapa cuaca atau suhu udara akhir-akhir ini lebih dingin dibanding biasanya?

Banyak dirasakan masyarakat, terutama wilayah Jawa dan Bali, belakangan suhu udara mengalami penurunan dan terasa lebih dingin dari biasanya.

Bahkan di wilayah Dieng, Jawa Tengah, seperti dilaporkan Tribun Jateng, selama dua hari berturut dilaporkan muncuk fenomena embun es.

Kepala UPTD Objek Wisata Dieng Dinas Pariwisata Banjarnegara Sri Utami mengatakan suhu udara pada Jumat (16/7/2021) pagi mencapai minus satu derajat.

Embun es yang muncul juga lebih tebal dari hari sebelumnya.

"Minus 1 derajat celcius. Hari ini lebih tebal," ujar Sri Utami diwartakan Tribun Jateng.

Baca juga: Fenomena Hujan Meteor Perseid Pertengahan Juli-Agustus 2021, Begini Cara Melihatnya

Baca juga: Fenomena Astronomis Bulan Juli: Mulai dari Aphelion Bumi hingga Matahari di Atas Kabah Kedua Kali

Lantas mengapa cuaca belakangan ini bisa sampai turun drastis dan menjadi lebih dingin?

Faktanya suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September).

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT menuju periode puncak musim kemarau.

Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia.

Kandungan uap di atmosfer di atas wilayah Jawa Bali juga cukup sedikit, hal ini terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir.

Tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

Energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi pun tidak signifikan.

Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau peralihan.

Baca juga: Apa Itu Fenomena Aphelion? Kondisi Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Ini Penjelasannya

Baca juga: Fenomena Berjemur di Masa Pandemi, Kapan Waktu yang Tepat Melakukannya? Simak Penjelasan Dokter

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini