TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mencatat berdasarkan data Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), pada tahun 2019 dan 2020 angka putus sekolah di tingkat SD naik.
Satriwan Salim mengatakan berdasarkan data tersebut angka putus sekolah naik di sejumlah wilayah di antaranya di Aceh, Jawa Timur, Maluku Utara, NTB, NTT, dan Papua Barat.
Satriwan mengatakan learning lost yang berarti hilangnya kompetensi belajar siswa tersebut merupakan persoalan nyata yang bukan lagi cerita.
Atas dasar tersebut, kata Satriwan, pihaknya meminta pemerintah dalam hal ini Kemdikbudristek dan Kementerian Agama untuk membuat grand design pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.
Baca juga: Catat Masih Banyak Pelanggaran Pembelajaran Tatap Muka, P2G: SKB 4 Menteri Dicuekin di Daerah
Hal tersebut disampaikannya dalam Konferensi Pers: Pembukaan Sekolah Tatap Muka di Masa PPKM yang disarkan di kanal Youtube Lapor Covid-19 pada Minggu (1/8/2021).
"Kami dari P2G meminta kepada Kemendikbudtistek dan Kementerian Agama agar memiliki grand design bagaimana pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini dilakukan. Secara umum bagaimana pemerintah dalam artian Kemendikbud punya strategi agar learning lost generation itu tidak terjadi," kata Satriwan.
Menurut Satriwan saat ini kenyataannya tidak ada grand strategi baik dari Kemdikbudristek, Kemenag, maupun dari Pemda.
Saat ini, kata dia, berdasarkan riset mayoritas orang tua ingin adanya pembelajaran tatap muka.
Riset tersebut dilakukan pihaknya di 168 kota kabupaten yang melibatkan 9.287 orang tua sebagai sampelnya.
Baca juga: Relawan Lapor Covid-19 Terima 29 Aduan Klaster Covid-19 hingga Pelanggaran Prokes di Sekolah
Menurutnya, desakan orang tua di daerah untuk menggelar sekolah tatap muka besar.
Namun demikian, langkah yang dilakukan Kemdikbudristek dalam hal pengadaan laptop justru kontradproduktif dengan urgensi saat ini.
"Jika Kemendikbud tidak punya strategi, namun justru malah alih-alih ada grand design dengan cara mengirim laptop, saya rasa ini tentu kontra produktif dengan apa yang terjadi," kata Satriwan.
Baca juga: 1,5 Tahun Pandemi Covid-19 di Kota Bekasi: 13.912 Anak Terpapar, 4.241 Warga Meninggal
Selain itu, kata Satriwan, vaksinasi terhadap guru dan siswa perlu diakselerasi.
Menurutnya jumlah vaksinasi terhadap guru saat ini baru di angka 2 juta di bandingkan dengan targetnya yakni 5,6 juta.
"Kami juga berharap Kemendikbud dan Kementerian Kesehatan secara bersama-sama memiliki strategi yang jitu agar vaksinasi siswa dan guru ini cepat terlaksana demi herd immunity," kata dia.