"Iya dong, ditinggalkan begitu saja, dari sisi etis, etis apa tidak seperti itu," ungkapnya.
Baca juga: Baliho Puan Banyak Terpasang di Sejumlah Tempat, PDIP: Spontanitas, Tak Ada Kaitannya dengan Pilpres
Haikal menyebut, dalam pandemi ini ia membagikan gerobak gratis bagi masyarakat untuk usaha.
"Saya pengusaha juga, ngasih gerobak gratis, satu gerobak itu Rp 3 juta, saya bagi-bagi masih mampu."
"Kalau satu baliho 2 miliar, bisa kasih berapa gerobak," ungkapnya.
Tanggapan Pengamat
Sementara itu diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta, Ujang Komarudin menilai munculnya baliho-baliho dari politikus belakangan sebagai upaya meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang bersangkutan.
Selain Puan Maharani, ada nama politikus lain yang belakangan kerap terpampang di baliho.
Mereka antara lain Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto serta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar.
Baca juga: Baliho AHY Dikritik Abdillah Toha, Ini Tanggapan Partai Demokrat
Ujang menegaskan munculnya baliho yang menampilkan ketiga politikus tersebut tak lepas dari keinginan berkontestasi di 2024 mendatang.
Ujang menilai, baliho itu bagian dari sosialisasi yang dilakukan untuk kepentingan meningkatkan popularitas dan elektabilitas mereka.
"Kita tahu mereka berkeinginan untuk maju sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 nanti," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (5/8/2021).
"Jadi mereka sudah bergerak pasang baliho dimana. Fenomena memperkenalkan diri sejak dini ke publik."
"Harapannya publik semakin familier dengan mereka," imbuhnya.
Baca juga: Ramai Poster Luhut Binsar Pandjaitan Maju Jadi Capres 2024, Ini Kata Jubir
Hanya Dapat Olok-olok