"Terkait informasi penambahan kasus aktif, kasus positif Covid-19 hingga kesembuhan dan angka kematian karena Covid-19 ini masih banyak masyarakat yang tidak percaya," kata Yunarto.
Dikatakannya, 53,1 persen masyarakat sudah percaya, namun 43,3 persen tidak percaya, dengan 3,7 persen tidak menjawab.
Dari 53,1 persen yang percaya, katanya, sebanyak 4,5 persen masyarakat sangat percaya dan 48,6 persen yang cukup percaya.
"Sedangkan yang kurang percaya 37,1 persen dan tidak percaya sama sekali 6,2 persen," ujarnya.
Yunarto mengatakan, angka masyarakat yang percaya yang tinggi belum dapat menjamin masyarakat bisa percaya.
"Kalau berdasarkan hasil dari kami, jika angkanya kurang dari 60 persen maka itu belum memastikan masyarakat percaya, jadi ini masih ada gap (kendala) yang harus dijelaskan kepada pemerintah," tuturnya.
Dikatakannya, survei Charta Politika Indonesia ini dilakukan pada 12 hingga 20 Juli 2021 melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Jumlah sampel yang dilibatkan sebanyak 1.200 responden, yang tersebar di 34 Provinsi.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error kurang lebih 2.83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Pada survei ini juga menyajikan tren dari data hasil survei yang diperoleh pada survei lapangan periode sebelumnya yakni tanggal 20-27 Februari 2020, serta data hasil survei menggunakan telepon yang dilakukan pada periode 1-8 Mei 2020, 6-13 Juni 2020, 6-12 Juli 2020, 26-29 Januari 2021, 24-28 Februari 2021, dan 20-24 Maret 2021.
Itu dipaparkan guna melihat dinamika perubahan persepsi publik selama masa pandemi Covid-19. (Tribun Network/Rizki Sandi Saputra/sam)