Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Staf Khusus Mensesneg Faldo Maldini yang mengkritik mural ditanggapi oleh Juru Bicara (Jubir) Muda Partai Amanat Nasional (PAN) Dimas Akbar.
Menurut Dimas, yang disampaikan Faldo bahwa kalau lapar beli makan dan bukan beli cat adalah cerminan bahasa sarkasme, yang bermuatan anti kritik, dan tidak memahami filosofis mural.
Justru bahasa Faldo, kata Dimas, lebih tepat ditujukan kepada pemerintah. Dalam hal ini dia mempertanyakan mengapa pemerintah mengeluarkan biaya tak penting dengan mengecat pesawat.
Baca juga: Pakar Hukum Sebut Polisi Lebay Jika Kejar Pembuat Seni Mural Jokowi 404: Not Found
"Kritik Faldo itu sebenarnya tepat ditujukan untuk pemerintah sendiri. Karena kondisi negara dan masyarakat sedang susah maka lebih baik bantu rakyat, bukan malah mengecat pesawat," ujar Dimas, kepada wartawan, Minggu (15/8/2021).
Dimas yang juga pendiri Ruang Sandi ini berpendapat, kebebasan berekspresi dalam bentuk kritik seharusnya mendapat apresiasi, bukan malah dicaci.
"Mural itu bagian dari kritik sosial dan sebagai sarana kebebasan berekspresi dan berpendapat yang dituangkan dalam bantuk lukisan dan bahasa, yang seharusnya kita rawat bersama sebagai komitmen terhadap demokrasi. Jadi sebaiknya Faldo nggak usahlah baper sama Mural," ungkapnya.
Sebagai sesama politisi muda, Dimas mengajak Faldo dan politisi muda lainnya untuk bersama-sama merawat semangat reformasi.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Mural Jokowi 404: Not Found: Disebut Pelecehan Lambang Negara, sang Seniman Diburu
"Kita sebenarnya prihatin banyak politisi muda yang karena posisi tertentu lalu menjadi centeng, tidak memahami substansi demokrasi, yang anti kritik, dan nyinyir," kata Dimas.
"Padahal mengkritik, memberikan saran pendapat, dan suasana kebebasan secara konstitusional ini adalah kemewahan yang kita dapat karena Reformasi. Ayo bareng bareng kita jaga," tandasnya.
Saksikan juga wawancara eksklusif dengan Wakil Presiden RI KH Maruf Amin di bawah ini: