Seandainya pasca jajak pendapat Timor Timur Pro Otonomi keluar sebagai pemenang bukan Pro Kemerdekaan, maka Eurico Gutteres sudah sejak lama mendapatkan Bintang Jasa Utama.
Para petinggi militer dan sipil yang ketika itu bertugas di Timor Timur pun tidak akan mendapatkan tunduhan pelanggaran HAM Berat. Justru mereka akan dianugerahi pangkat satu tingkat lebih tinggi.
Terakhir, mengapa Eurico Gutteres pantas memperoleh Bintang Jasa Utama karena dalam perspektif Indonesia segala daya upaya dan usaha yang dilakukan oleh Eurico Gutteres adalah untuk mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari NKRI.
Tentu ini akan menjadi hal sebaliknya bagi tokoh Timor Timur seperti Xanana Gusmao yang pernah divonis sebagai pemberontak di Indonesia namun diganjar dengan penghargaan sebagai pahlawan kemerdekaan oleh Negara Timor Leste.
Kritik bisa datang bagi kedua tokoh ini baik di dalam maupun luar negeri, namun penghargaan suatu negara kepada warga negaranya yang telah memberikan pengorbanan tidak boleh dinafikan atau ditiadakan semata-mata karena negara tersebut kalah dalam perang atau konflik bersenjata.
"Di Jepang meski para petinggi militer pasca Perang Dunia II divonis dan dihukum mati, para pejabat Jepang tetap memberi penghormatan dengan mengunjungi makam mereka di Yasukuni Shrine ditengah kritik dari masyarakat Jepang maupun negara-negara yang mengalami penindasan oleh Jepang," ucapnya.