News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Vaksin Pfizer Harus Disimpan di Suhu Minus 90, Efikasinya Turun Setelah Tiga Bulan

Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Vaksin Covid-19 dari Pfizer

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) menyebut, produsen vaksin Pfizer akan mengirimkan sarana dan prasarana pendukung distribusi vaksin sampai ke lokasi penyuntikan.

Hal itu didasari, perlunya penyimpanan rantai dingin yang khusus untuk vaksin ber-platform mRNA ini.

"Namun PT Pfizer sebagai produsen telah menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sampai ke titik penyuntikan, tempat pelaksanaan vaksinasinya, ujar Kepala Badan POM Penny K Lukito dalam konferensi pers virtual, Kamis(19/8).

Ia mengungkapkan, vaksin Pfizer harus disimpan pada suhu sangat rendah antara minus 90 sampai minus 60 derajat celcius.

"Spesifik vaksin mRNA memiliki penyimpanan yang khusus yaitu menggunakan ultra low temperature" ujar Penny.

Baca juga: 1,5 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer Tiba di Indonesia

Nantinya dalam distribusi vaksin Pfizer diperlukan pengawalan dari Kementerian Kesehatan.

"Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk menjalankan proses pendistribusian dengan baik," ujar Penny.

Indonesia kedatangan vaksin Covid-19 besutan Amerika Serikat Pfizer. Ada sebanyak 1.560.780 dosis vaksin dalam bentuk jadi tiba di bandara Soekarno-Hatta, Kamis malam.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) bagi vaksin produksi PT Pfizer dan BioNTech SE pada Rabu (14/7) lalu.

Total Indonesia akan kedatangan 50 juta dosis vaksin Pfizer yang disebut BNT 162b2 melalui kerjasama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE.

Berikut fakta seputar vaksin Pfizer yang dihimpun Tribun :

1. Vaksin dengan Platform mRNA

Vaksin yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA). Platform ini adalah pengembangan metode baru.

Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.

2. Efikasi 100 Persen jika Disuntik ke Remaja

Berdasarkan data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan  keberhasilan sebanyak 95,5% dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100%.

Data imunogenisitas menunjukkan pemberian 2 dosis vaksin Comirnaty dalam selang 3 minggu menghasilkan respons imun yang baik.

3. KIPI yang Mungkin Terjadi

Selain itu, hasil pengkajian menunjukan bahwa secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi pada semua kelompok usia.

Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

Efikasi Menurun

Hasil studi menunjukkan bahwa efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 yang paling umum digunakan untuk melawan virus corona varian Delta, yaitu Pfizer dan AstraZeneca menurun dalam waktu 90 hari atau 3 bulan setelah suntikan dosis kedua diberikan.

Efikasi vaksin Pfizer turun menjadi 75 persen dari 85 persen. Sementara AstraZeneca turun menjadi 61 persen dari 68 persen. Penurunan itu terlihat pada minggu kedua usai menerima vaksin dosis kedua.

Penurunan tingkat efikasi atau kemanjuran ini terlihat lebih jelas pada mereka yang berusia 35 tahun ke atas.

Mengutip Reuters, ini merupakan hasil studi Universitas Oxford berdasarkan data hasil usap hidung dan tenggorokan di Inggris.

Baca juga: Pfizer Kirim Data Awal Booster Vaksin ke FDA, Minta Izin Beri Dosis Ketiga untuk Orang Dewasa

Tim peneliti Universitas Oxford menganalisis sekitar 2,58 juta hasil usap dari 380.000 orang dewasa pada 1 Desember 2020 dan 16 Mei 2021 serta 810.000 hasil tes dari 360.000 partisipan antara tanggal 17 Mei 2021 dan 1 Agustus 2021. 

"Meski ada penurunan kemanjuran, dua jenis vaksin ini masih sangat baik melawan varian Delta," ujar Profesor Statistik Medis dan Kepala Penyelidik Oxford, Sarah Walker.

Sebelumnya, pada 15 Juli 2021, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah mengungkap bahwa virus corona varian Delta dapat menurunkan efikasi seluruh jenis vaksin Covid-19.

"Ini saya titipkan betul itu, ini data ini silakan anda cek, kami lihat varian Delta ini dapat menurunkan efikasi seluruh jenis vaksin, orang yang bilang vaksin Pfizer paling hebat itu di Israel kotak merah itu dia turun tajam juga, AstraZeneca, Moderna, ini kita saya ingin mengingatkan kita baru varian Delta, apa mungkin ada lagi varian lain. We never know, kita ndak tahu," ujar Luhut beberapa waktu lalu.(Tribun Network/rin/reuters/kps/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini