Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengenang sosok Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam merespons pihak-pihak yang meremehkan kelompok Nahdlatul Ulama (NU).
"Ketika awal-awal bergumul bersama beliau (Gus Dur), kita dalam posisi yang kadang tidak percaya diri melihat Orde Baru, tidak percaya diri melihat realitas kultural kita yang sangat marjinal, tidak memiliki tempat, dan ruang cukup berekspresi," kata Cak Imin, sapaan akrabnya, dalam Haul ke-12 tahun Gus Dur, Minggu (22/8/2021).
Baca juga: Singgung Afghanistan, Mahfud MD Teringat Konsep Pemikiran Gus Dur Tentang Persatuan dan Toleransi
Cak Imin mengatakan, Gus Dur selalu dijadikan tempat orang-orang NU yang berkeluh kesah tentang pelbagai hal, terutama saat NU diremehkan oleh Order Baru.
"Gus Dur menjawab bahwa sejarah yang membuktikan bahwa kita mampu menata Indonesia. Beliau selalu melempar ke sejarah. Biarkan mereka semua tidak mengerti, tidak memahami, tidak percaya kepada kita tapi sejarah nanti akan membuktikan," katanya.
Baca juga: Megawati Menangis Bela Jokowi, Hasto: Menunjukkan Keprihatinan Sekaligus Kepekaan Seorang Ibu
Gus Dur, dikatakan Cak Imin, dengan enteng menjawab bahwa yang meremehkan NU itu tidak tahu urusan.
"Mereka tidak mengerti urusan, kitalah yang mengerti urusan. Itulah cara Gus Dur mengajarkan kepada kita percaya diri bahkan senantiasa bergantung pada apa yang disebut nilai-nilai warisan pesantren warisan kultural yang kuat dan kokoh di masyarakat," tambahnya.
Apa yang dikatakan Gus Dur itu, dikatakan Cak Imin, terbukti pada saat ketika Indonesia dilanda pandemi.
"Saya yakin pemerintah tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa melibatkan mengajak dan bersama-sama kekuatan masyarakat untuk terlibat dan menjadi bagian dari solusi dan bagian dari partisipasi mengatasi keadaan," katanya.
Baca juga: PPKM Level 2-4 Berakhir Besok, Akankah Diperpanjang? Ini Data Corona Sepekan dan Arahan Jokowi
"Vaksinasi ini misal baru akan berhasil kalau semua kekuatan terlibat dengan masif, kalau hanya andalkan pemerintah ini akan lambat dan berbagai kendala akan terjadi," pungkasnya.