TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Bogor Bima Arya yang juga merupakan kader dari Partai Amanat Nasional (PAN), turut angkat bicara soal bergabungnya PAN ke partai koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bima mengatakan bergabungnya PAN ke koalisi Jokowi merupakan wujud kebersamaan PAN dengan pemerintah.
Selain itu, Bima mengatakan masuknya PAN ini akan secara total di segi politik, sosial, maupun ekonomi.
PAN juga disebut akan memperkuat politik, mendukung kebijakan, memperkuat posisi tertentu di pemerintahan.
Baca juga: PPP Sambut Baik Bergabungnya PAN ke Koalisi Jokowi: Semakin Banyak Kekuatan Politik
Salah satunya Bima mengungkapkan ada salah satu kader PAN yang akan dilantik sebagai Duta Besar Indonesia di Kerajaan Spanyol.
Bergabungnya PAN ke koalisi pemerintahan Jokowi ini disebut akan berlangsung hingga 2024 mendatang.
"Namanya koalisi kan semua, pasti memperkuat politik pemerintahan. Ada kader terbaik kita yang akan dilantik sebagai Duta Besar Indonesia di Kerajaan Spanyol. Ini kan salah satu wujud juga, kebersamaan PAN dalam pemerintah."
"Masuknya secara total, mendukung kebijakan, memperkuat posisi-posisi tertentu, semuanya lah. Politik, sosial, ekonomi, enggak bisa setengah-setengah. Sampai 2024," kata Bima dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (26/8/2021).
Baca juga: Jokowi Undang PAN dan Petinggi Parpol Koalisi ke Istana, Ada Apa? Ini Kata Staf KSP
PAN Diundang ke Istana Bahas Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Bima menuturkan diundangnya PAN ke Istana Merdeka pada Rabu (25/8/2021) kemarin membahas soal update Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Pasalnya kedua pembahasan tersebut juga diakui Bima sebagai konsen dari PAN saat ini.
"Isi pembahasan pertama terkait update Covid-19, kedua pemulihan ekonomi. Saya tidak mendapatkan informasi selain hal itu. Lebih kepada konsolidasi pada pandemi dan pemulihan ekonomi dan memang itulah yang jadi konsen dari PAN."
"Dan memang itulah yang jadi konsentrasi dari PAN. Kemarin selaras dengan instruksi Ketua Umum, Ketua DPP, Ketua Dewan Kehormatan, Bang Hatta Rajasa, Sutrisno Bachir, seluruh energi PAN difokuskan kepada usaha pemerintah mengatasi covid-19 dan pemulihan ekonomi yang sekarang sangat dirasakan rakyat," terang Bima.
Baca juga: PAN Gabung Koalisi Jokowi, Gerindra: Kocok Ulang Kursi Menteri Hak Presiden
PAN Gabung Koalisi Jokowi karena Sudah Tidak Ada Amien Rais
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi bergabungnya partai politik masuk kedalam sebuah koalisi baik oposisi maupun koalisi.
Antar lain faktor kesamaan posisi politik atau oposisi pemerintah, kesamaan ideologi dan kedekatan konstituen.
“Sebetulnya ada satu variabel lagi, tapi jarang disadari ya dan jarang ditulis, tapi sebetulnya penting yaitu kenyamanan individu atau kenyamanan pribadi antara pimpinan suatu partai politik katakanlah dengan Presiden sebagai pemimpin koalisi,” ujar Qodari, dalam keterangannya, Kamis (26/8/2021).
Qodari melihat peran Zulkifili Hasan selaku Ketua Umum PAN semenjak 2019 sebelum Pilpres digelar, sudah nyaman dan dekat dengan Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Ada Apa? Ketua Umum PAN Ikut dalam Pertemuan Jokowi dengan Petinggi Parpol Koalisi di Istana
Hanya saja terhalang untuk berkoalisi dengan Jokowi, karena adanya sosok Amien Rais yang masih bercokol di tubuh PAN.
“Saya melihat peran atau variabel individu ini dan peran Pak Zulkifli itu sangat besar, jadi Pak Zulkifli itu memang bahkan semenjak 2019 sebelum Pilpres sebetulnya, menurut kabar memang merasa dekat dengan Pak Jokowi, tetapi waktu itu ada Pak Amin di internal PAN dan sangat berpengaruh,” ujar Qodari.
Qodari menambahkan untuk menghindari konflik dengan Amien Rais, Zulkifi mengalah demi menjaga kondusifitas internal partai.
Sebab saat itu tengah dihadapkan dengan pemilu dan dinilai dapat menurunkan semangat para calon legislatif untuk berjuang.
Baca juga: Presiden Jokowi Gelar Pertemuan dengan Pimpinan Parpol di Istana, Apa yang Dibicarakan?
“Demi menghindari konflik di internal PAN, saat yang tidak tepat, karena mau memasuki Pemilu dan menurunkan semangat caleg, maka kemudian Pak Zulkifli mengalah,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, kongres PAN V yang diselenggarakan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, kembali memunculkan Zulkifli Hasan sebagai ketua umum terpilih untuk periode 2020-2025.
Zulkifli Hasan kala itu terpilih dan menumbangkan Mulfachri Harahap sebagai Caketum dan Hanafi Rais sebagai calon Sekretaris Jenderal yang didukung oleh Amien Rais.
Kekalahan itu membuat Amien Rais mundur dari PAN dan mendirikan partai baru bernama Partai Ummat.
Baca juga: BREAKING NEWS: Jokowi Kumpulkan Pimpinan Parpol di Istana
Qodari menegaskan, ketidakhadiran Amien Rais didalam struktur PAN membuat Zulkifli Hasan menjadi lebih leluasa dan berani untuk menyatakan sikap mendukung pemerintah.
“Nah sebetulnya ini menjadi variabel (individu) penjelas ya bahwa sebetulnya PAN itu dari dulu sudah mau bergabung dengan Pak Jokowi karena ada faktor Amien Rais akhirnya baru terwujud sekarang," papar Qodari.
“Jadi kalau ditanya apa sebabnya kalau mau sangat telak yaitu penyebabnya adalah karena Pak Amien Rais sudah tidak ada lagi di PAN," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Vincentius Jyestha Candraditya)