"Saya merasa senang bisa mengundang tim dari Kemenkeu. Yah, untuk membuat embrio yang baik, kita harus berhubungan dengan orang-orang baik. Seperti dengan Kementerian Keuangan ini. Kita bisa berguru dengan organisasi yang bagus," katanya.
Sementara itu, Direktur Sistem Informasi dan Teknologi Perbendaharaan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kemenkeu Saiful Islam mengatakan pihaknya saat ini sedang mengelola beberapa core system treasury untuk BUN (SPAN) maupun untuk pengguna Anggaran (ESPM/SAKTI) dengan mengadopsi konsep Integrated Financial Management Information Systems (IFMIS), dalam pengelolaan keuangan yang meliputi tahapan perencanaan hingga pertanggungjawaban anggaran.
Penerapan konsep IFMIS itu, kata Saiful, mengedepankan prinsip integrasi, interconnectivity dan database yang terpusat.
Sehingga, jumlah aplikasi keuangan yang selama ini digunakan dapat dikurangi.
Sedangkan database terpusat akan memiliki keunggulan dari sisi kecepatan perolehan data, akurasi dan konsistensi data yang bermuara pada laporan keuangan yang lebih akuntabel.
"Kerjasama interkoneksi data dengan Ditjen Bina Adwil Kemendagri akan menggunakan standar metode pertukaran data yang umum digunakan pada saat ini, yaitu menggunakan metode Application Programming Interface (API) dengan keluarannya berbentuk JavaScript Object Notation (JSON) dengan menggunakan otentifikasi token bearer. Token bearer ini adalah kunci untuk mengakses API, sehingga harus dijaga kerahasiaannya dengan baik," ucap Saiful.
Ia berharap agar kerjasama atau inisiatif interkoneksi data dengan Ditjen Bina Adwil Kemendagri ini dapat dilanjutkan dengan interkoneksi data hingga ke tingkat Kementerian. Mengingat SAKTI akan digunakan oleh satker Kemendagri secara full modul mulai tahun 2022.
"Ke depan, mengingat permintaan interkoneksi data dari K/L semakin tinggi, kami akan membuat standard API yang akan menjadi acuan dasar interkoneksi data yang dapat digunakan K/L agar kami dapat lebih mudah memastikan terjaganya performa API," pungkasnya.