News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggota DPR Sri Wulan Sakit Hati Tak Diajak Menag Kunker ke Rembang: 'Ora Usah Ngacir Dewe Gitu Pak'

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas konferensi pers sidang isbat penetapan 1 Zulhijah dan Idul Adha 1442 Hijiriah, secara daring Sabtu (10/7/2021).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VIII Fraksi NasDem Sri Wulan melontarkan kritik kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri rapat kerja di Kompleks Parlemen, Kamis (2/9/2021).

Ia mengaku sakit hati karena tak diajak Gus Yaqut kunjungan kerja di Rembang belum lama ini.

Hal tersebut diungkapkan Wulan saat rapat dengar pendapat bersama Yaqut, Kamis (2/9/2021), di gedung Komisi VIII DPR.

Wulan awalnya mencecar Menag Yaqut terkait program prioritas nasional Kemenag.

"Kalau misal kita mencermati khususnya saya yang tadi dibacakan dari Pak Menag, saya tidak melihat gambaran apa-apa yang dijelaskan Pak Menag. Pertama, tolong dijelaskan kegiatan prioritas nasional paling tidak kita diberi gambarannya, tadi yang disampaikan Pak Menteri hanya prioritas nasional aja, antara program dan kegiatannya, jadi diberi bayangannya aja tidak," kata Wulan.

Barulah setelah itu ia menyinggung terkait salah satu kegiatan kunjungan Yaqut ke Rembang.

Dia menyebut Yaqut tidak melibatkan anggota DPR saat turun ke lapangan bertemu masyarakat.

Wulan merupakan anggota DPR dapil Jateng III, sehingga ikut bertanggung jawab atas wilayah Rembang.

Ia kecewa karena masyarakat bertanya mengapa dia tidak ikut dalam kunjungan kerja Gus Yaqut.

"Mohon maaf, saya Wulan dari Jateng III, dapilnya Pati, Grobogan, Rembang. Jadi pas kemarin ke Rembang ora usah ngacir dewe gitu, Pak. Kita mbok dilibatkan kalau misal ada turun ke lapangan. Tolong karena kita mitra. Kan enggak enak kalau ditanya, ‘tadi ada Pak Menteri, lho, ke sini? Kok enggak ikut?' Kan sakitnya di sini (red- di hati)," kata Wulan di Komisi VIII.

Wulan pun mengaku selama ini tidak memahami terkait program Menag Yaqut saat turun ke lapangan. Dia justru mendapatkan informasi program Kementerian Agama dari masyarakat.

Baca juga: Menag Yaqut Diprotes Anggota Komisi VIII Gegara Tak Dilibatkan dalam Kunker

"Jadi contohnya kesehatan sanitasi, halal ponpes, maaf kalau saya salah baca, ruang belajar ponpes, pembangunan asrama ponpes, DOP ponpes, rehabilitasi ponpes, kita tahunya justru dari masyarakat gitu loh, jadi kita heran gimana koordinasi pak menteri dengan jajarannya terus komunikasi dengan kita," ujarnya.

Wulan mendorong Yaqut agar menginformasikan kepada Komisi VIII sebelum melakukan kunjungan kerja ke lapangan.

"Kan enggak lucu, kita mitranya, ditanya enggak tahu. Karena tidak ada informasi dari sini. Jadi tolong, ini kan sudah berkali-kali menjadi kesepakatan kita dalam rapat, dalam program maupun apa pun yang turun di lapangan. Kita kan paling enggak menjalankan fungsi kita sebagai monitoring di sana. Jadi jangan sampai kita enggak mengerti sama sekali," katanya.

Sejumlah anggota Komisi VIII pun ikut menanggapi dan setuju dengan kritik Wulan. Mereka merasa kerap tak dilibatkan dalam kunjungan kerja Menag di daerah.

"Jadi bagaimana, sih, koordinasi jajaran Pak Menteri ke kita? Jangan sampai kita di lapangan enggak tahu, kan, enggak lucu. Mitranya tapi enggak tahu," tambah dia.

Menanggapi kritikan Wulan itu, Gus Yaqut menjelaskan dirinya berasal dari Rembang, sehingga kunjungan itu sebetulnya adalah kunjungan ke kediaman orang tuanya.

Baca juga: Kemenag Targetkan Buku Pelajaran Agama Hindu Terdistribusi di Awal Tahun Ajaran 2022

Tetapi, Gus Yaqut juga memanfaatkan kunjungan tersebut untuk sidak di lapangan.

Gus Yaqut juga mengaku seringkali tak ingat untuk membagikan informasi ke anggota DPR saat melakukan kunjungan kerja.

Sehingga ia mempersilakan apabila para anggota yang ingin lebih dulu menghubunginya.

"Gini, Bu, kapasitas hardware saya enggak cukup harus ingat banyak memori. Namanya manusia terbatas. Jadi kalau Bu Wulan tahu, enggak ada salahnya Ibu yang telepon saya. Enggak harus saya yang kasih tahu. Karena waktu kejadian saya enggak ingat, karena memori terbatas," terang dia.

Menag juga beralasan bahwa kunjungan ke Rembang itu bukanlah kunjungan kerja yang direncanakan atau dijadwalkan, melainkan inspeksi mendadak atau sidak.

"Kunjungan waktu itu juga sidak, bukan terencana. Jadi karena saya sepanjang tahun ini belum ketemu orang tua, jadi saya sekalian sidak. Masa ke Rembang cuma ketemu orang tua saja, seperti apa begitu. Ya sudahlah, sidak saja," ujarnya.(tribun network/den/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini