Sehingga, dalam proses evakuasi pemerintah Indonesia juga melakukan komunikasi dengan Taliban.
“Sebagai informasi, bahwa menjelang beberapa hari, tepatnya pada 13 Agustus 2021, saya melakukan komunikasi dengan pihak Taliban,” kata Abdul Kadir.
Saat itu, pemerintah meminta jaminan keamanan dari Taliban terhadap keberadaan misi diplomatik Indonesia.
Permintaan tersebut langsung dipenuhi secara positif dengan pihak Taliban, sehingga sejak itu Taliban memberikan pengawalan pada KBRI.
“Jadi KBRI kita dijaga dengan baik oleh Taliban,” katanya.
Saat pemerintah memutuskan untuk mengevakuasi semua WNI, Abdul Kadir bercerita kalau Taliban memberikan kawalan bagi WNI dari KBRI menuju bandara Kabul.
Perjalanan berlangsung mengkhawatirkan karena memakan waktu hingga 5 jam untuk mengantar WNI ke bandara Kabul.
Baca juga: Tolak Taliban dan Lakukan Perlawanan, Pejuang Perlawanan Panjshir Dipimpin Putra Tokoh Afghanistan
“Suatu perjalanan yang sangat mengkhawatirkan. Perjalanan yang seharusnya hanya berlangsung selama 25 menit menjadi 5 jam, karena kondisi kota Kabul saat itu. Meskipun saat itu waktunya dini hari,” ujarnya.
Namun ia bersyukur kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi, sehingga pemerintah Indonesia berhasil mengevakuasi 26 WNI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan dan tiba di Jakarta pada 21 Agustus dini hari.
Pemerintah secara khusus menyampaikan penghargaan atas bantuan berbagai negara asing seperti Pakistan Turki dan Amerika Serikat dan NATO.
“Sekali lagi syukur Alhamdulillah tantangan bisa kita atasi sehingga kita bisa mengevakuasi 26 WNI, dan beberapa WNA. Semua terwujud karena kita menggunakan instrumen diplomasi kita secara efektif,” ujarnya.