News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Waspada Gelombang Ke-3 Covid-19, Masa Krisis Varian Delta Diperkirakan Hingga Akhir September 2021

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Head of Division Environment and Sustainability Unilever Indonesia Foundation, Maya Tamimi (tengah) bersama Presidium Ketua Sentra Vaksinasi Serviam, Timotheus Lesmana (kiri) dan Wali Kota Jakarta Timur, Muhammad Anwar (kanan) meninjau vaksinasi Covid-19 untuk komunitas pemulung di Pulogadung, Jakarta Timur, Minggu (5/9/2021). Unilever Indonesia bekerja sama dengan Sentra Vaksinasi Serviam dan PPIM memberikan vaksinasi Covid-19 kepada 300 anggota komunitas pemulung sehingga mereka dapat bekerja dengan kondisi yang lebih aman dan terlindungi. Selain vaksinasi, Unilever Indonesia juga memberikan edukasi 5M serta menyalurkan paket sembako sebagai apresiasi atas upaya mereka menyukseskan program ini. Tribunnews/Irwan Rismawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi varian Delta bakal menjadi varian virus corona yang paling dominan dalam beberapa bulan mendatang.

Hal tersebut mengacu pada tren penyebaran varian Delta Covid-19 yang terus bertambah.

"Kami menyakini varian Delta secara cepat bakal melangkahi varian-varian lainnya dan bakal menjadi varian yang penyebarannya dominan dalam beberapa bulan ke depan," ujar WHO dalam keterangan persnya.

Varian Delta, sebagaimana diketahui, terdeteksi di India pada Oktober tahun lalu.

Sebelum varian Delta, varian baru Covid-19 yang pertama kali menyebar adalah Alpha, berasal dari Inggris.

Setelah Alpha, varian baru kedua yang muncul adalah Beta, berasal dari Afrika Selatan.

Kemudian ada pula varian Gamma yang berasal dari Brasil.

Terakhir WHO menambahkan strain virus corona baru bernama Mu sebagai variant of interest (VOI). Varian ini pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021.

Terkait varian Delta, sejak awal kemunculannya di India, varian ini disebut bisa membuat seseorang lebih mudah dirawat di RS apabila terpapar.

Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini varian Delta menjadi varian paling dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir.

Baca juga: Analis: Pasar Tenaga Kerja di AS Masih Tertekan Akibat Varian Delta

Dari laboratorium yang melakukan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) sejak tahun 2020 hingga 29 Agustus 2021, dari total 5.788 Sekuens SARS-COV-2, 2.321 merupakan Sekuens Variant Of Concern.

"Dari 2.321 Sekuens Variant of Concern tersebut, 2.240 nya merupakan varian Delta (b.1617.2+ayx). Varian delta ini merupakan varian yang dominan bersirkulasi di dunia dalam 60 hari terakhir," kata Nadia dalam keterangan yang dikutip, Jumat (3/9/2021).

Nadia juga mengatakan, dari data per 31 Agustus, hampir 6.000 hasil sekuensing telah diserahkan ke dalam database global.

"Saat ini varian Delta menjadi mayoritas hasil sekuensing di Indonesia, dengan total jumlah mencapai 2.240 sejak ditemukannya varian Delta di awal tahun 2021," ucapnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini