Menurut Jokowi, ini merupakan strategi bisnis besar negara untuk keluar secepatnya dari belenggu menjadi negara pengekspor bahan mentah.
Jokowi berharap dengan adanya upaya ini, Indonesia dapat melepaskan ketergantungan pada produk-produk import.
Dengan inovasi ini, peningkatan nilai tambah ekonomi negara juga akan semakin tinggi.
Jokowi menyebut, jika nikel diolah menjadi sel baterai, nilainya akan meningkat menjadi enam sampai tujuh kali lipat.
Sementara jika diolah menjadi mobil lisrik, maka nilainya akan meningkat banyak, bahkan mencapai 11 kali lipat.
Baca juga: Kunjungi Tuksedo Studio Bali, Bamsoet Dukung Industri Restorasi Mobil Klasik
"Hilirisasi ini akan menambahkankan biji nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai nilainya akan meningkat menjadi enam sampai tujuh kali lipat, dan jika menjadi mobil lisrik nilainya akan meningkat 11 kali lipat," terang orang nomor satu di Indonesia itu.
Selain itu, dengan pengembangan industri baterai ini, kata Jokowi, juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi.
Misalnya investasi-investasi bisnis yang menggunakan baterai, seperti investasi motor listrik, bus listrik dan bahkan industri mobil listrik.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)