TRIBUNNEWS.COM - Putra sulung Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Fuad Bernardi, dinyatakan tak lolos seleksi direksi PDAM.
Fuad tak lolos bersama sembilan calon lainnya.
Rupanya, hal yang tidak membuat Fuad lolos lantaran adanya kendala batasan usia.
Syarat menjadi calon Direksi PDAM adalah usia minimal 35 tahun, sedangkan Fuad kini berusia 31 tahun.
Dikutip dari Kompas.com, Panitia Seleksi Direksi PDAM Surya Sembada mengatakan di sisi lain mengatakan sebetulnya Fuad memenuhi syarat menjadi calon Direksi PDAM, namun ada kendala tersebut.
Sementara mereka lainnya yang tak lolos lantaran masa kerjanya masih kurang dari 15 tahun.
Sesuai Pasal 4 ayat 1 poin b Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum, tertulis calon direksi harus mempunyai pengalaman kerja 10 tahun bagi yang berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman kerja minimal 15 tahun mengelola perusahaan bagi yang bukan berasal dari PDAM yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik.
Lantas siapakah sosok Fuad Bernardi?
Pria berusia 31 tahun ini merupakan putra sulung Tri Rismaharini dengan Djoko Saptoadji, dirinya menjabat sebagai Direktur Utama PT Surabaya Digital Game.
Dikutip dari Surya.co.id, pada 2015, Fuad Bernardi menikahi gadis asal Lamogan bernama Erra Masita Maharani.
Dari pernikahan itu, alumnus SMAN 5 Surabaya ini dikaruniai dua anak, perempuan dan laki-laki bernama Gwen dan Luigi.
Fuad Bernardi juga dikenal aktif sebagai ketua Karang Taruna Kota Surabaya.
Baca juga: CERITA Pria Lolos Dari Hukuman Mati Setelah Dipenjara 16 Tahun Namun Meninggal Karena Covid-19
Baca juga: Tina Toon Digugat Hak Cipta Saat Menjabat sebagai Wakil Rakyat, Kasusnya Ganggu Pekerjaan?
Baca juga: Diduga Hendak ke Rumah Menantunya di Seberang Rel, IRT di Tasikmaya Tewas Terserempet KA Turangga
Pengusaha
Fuad diketahui memiliki usaha cafe bernama Bober Cafe & Ruang Komunitas.
Cafe tersebut merupakan kerjasamanya dengan artis Aura Kasih.
Cafe tersebut merupakan coworking space, tempat yang bisa digunakan untuk nongkrong sekaligus bekerja di Surabaya.
Dikutip dari Kontan.coid, dalam bisnis ini, Aura menggandeng Fuad Bernardi sebagai investor.
Pernah Diperiksa Polisi
Fuad diketahui pernah diperiksa polisi sebagai saksi terkait amblesnya Jalan Gubeng.
Direskrimsus Polda Jatim, Kombes Akhmad Yusep Gunawan, mengatakan nama Fuad muncul setelah saksi lain menyebut namanya.
"Terkait dengan adanya keterangan saksi lainnya yang menjelaskan nama inisial F tersebut," imbuh Yusep.
Dalam kasus itu, Fuad diduga sebagai pihak yang terlibat dalam perizinan.
Dikutip dari Kompas.com, Fuad juga pernah disindir oleh anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta, Marco Kusumawijaya, melalui cuitan Twitter.
Hal ini membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya geram.
Awalnya, cuitan tersebut muncul usai pernyataan Risma soal siap membantu menanggulangi sampah Jakarta.
Di akhir cuitannya, ahli tata kota itu juga menyinggung soal anak Risma, Fuad Bernardi, yang pernah diperiksa polisi sebagai saksi kasus amblesnya Jalan Raya Gubeng.
Berikut isi cuitan Marco Kusumawijaya:
"Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. Semoga beliau mau, kalau sudah lega dengan urusan anaknya," tulis Marko di akun Twitter, Rabu (31/7/2019).
Kamis (1/8/2019), akun Twitter Humas Pemkot Surabaya @BanggaSurabaya merespons cuitan anggota TGUPP Anies Baswedan tersebut.
Humas Pemkot Surabaya menyayangkan pernyataan Marco yang menyerang pribadi Risma.
"Terkait tweet yang disampaikan oleh @mkusumawijaya ini, kami menyesalkan hal tersebut karena menyerang secara personal Wali Kota Surabaya," tulis akun @BanggaSurabaya.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (Kontan.co.id/Ragil Nugroho) (Surya.co.id/Nuraini Faiq) (Kompas.com/Ghinan Salman)
Simak juga wawancara dengan pelukis spanduk pecel lele yang karyanya telah tersebar sampai Papua dalam CERITA URBAN di bawah ini: