TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) semakin membumi.
GNRM semakin banyak diimplementasikan di kalangan masyarakat dengan mengubah pola pikir, pola kerja yang lebih efektif serta mengeratkan kembali rasa gotong royong yang menjadi warisan leluhur.
Baru-baru ini, Lembaga Seni Budaya, dan Olahraga (LSBO) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Silaturahmi Nasional Budayawan dan Seniman Muhammadiyah dengan tema “Budaya Gotong Royong Menguatkan Seni dan Budaya di Tengah-Tengah Masa Pandemi”.
Baca juga: Sebut Pandemi Bisa Berlangsung Puluhan Tahun, Menkes Ajak Masyarakat Hidup bersama Covid-19
Dihadiri para seniman dan budayawan Muhammadiyah se- Tanah Air ini merupakan implementasi dari kesepakatan yang dilakukan Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK).
Diketahui, Kemenko PMK merupakan poros penggerak GNRM yang dicanangkan pemerintah.
Ketua Panitia Kusen menyampaikan kegiatan ini merupakan ajang pertemuan para Seniman dan Budayawan Muhammadiyah di masa pandemi Covid-19 agar semakin bersinergi dan bertukar pikiran untuk memajukan bangsa.
Baca juga: Revolusi Mental Dinilai Jadi Solusi Masalah Bangsa Saat Ini
"Dengan bergotong royong, kita sama-sama membangun bangsa ini ke arah yang lebih bai," tutur dia.
Di tempat yang sama, Ketua LSBO PP Muhammadiyah, Sukriyanto AR yang ingin menjadikan budaya sebagai sarana dakwah untuk membangun bangsa dan menyebarkan nilai-nilai revolusi mental seperti kejujuran dan gotong royong.
Baca juga: Ini 5 Jurusan Kuliah yang Tepat di Era Revolusi Industri 4.0
Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah Faozan Amar berharap dengan kegiatan ini, Seniman Muhammadiyah dapat menggerakan masyarakar di sekitarnya untuk peduli pada sesama.
“Budaya gotong royong, terutama sesama seniman yang terdampak pandemi sangat penting dilakukan,” harapnya.
Tak cukup sampai disitu, Wakil Walikota Yogyakarta Heru Permadi juga mendorong seniman dan budayawan agar dapat memanfaatkan secara optimal teknologi digital.
“YouTube misalnya dapat menjadi sarana ekspresi, eksistensi dan kolaborasi di masa pandemi ini,” ucapnya.
Mewakili Kemenko PMK, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Didik Suhardi menjelaskan, melalui gerakan seni budaya yang dilakukan LSBO PP Muhammadiyah dapat memunculkan perubahan perilaku positif sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat secara luas.
"Jangan berhenti di sini, harus belanjut ke moral action ," jelas dia.
Terpisah, Menko PMK Muhadjir Effendy mengingatkan mahasiswa dan kalangan perguruan tinggi untuk memahami GNRM.
“Gerakan revolusi mental digaungkan kembali untuk kemajuan bangsa. Tantangan yang kita hadapi saat ini mulai dari usaha pemberantasan korupsi, krisis integritas, membangun iklim demokrasi yang baik, mewujudkan pemerintahan bersih hingga menekan angka kemiskinan,” tegas Muhadjir saat telekonferensi bersama mahasiswa dan rektorat Universitas Ivet Semarang, Sabtu 18 September 2021.
Muhadjir menyemangati mahasiswa supaya ke depan bersedia membuat perubahan dan lompatan besar untuk membangun negeri ini.
Revolusi mental kali pertama digelorakan oleh Presiden Soekarno ketika bangsa ini selepas dari cengkeram penjajah ternyata masih dipengaruhi sikap dan mental kolonialisme.