TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.
Budi menyebut tidak ada pandemi yang selesai dalam waktu singkat.
Bahkan, ia mengatakan pandemi bisa berlangsung selama puluhan hingga ratusan tahun.
"Memang nggak ada pandemi yang selesai dalam waktu singkat, yang paling pendek setahu saya itu 5 tahun, juga ada yang sampai puluhan tahun bahkan ratusan tahun."
Baca juga: Menkes: Presiden Jokowi Diundang Khusus Presiden AS Joe Biden Bahas Pandemi Covid-19
Baca juga: Kemenkes: Presentase Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Turun 48 Persen dari Minggu Lalu
"Jadi kita mesti belajar hidup dengan mereka," kata Budi Gunadi saat mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau vaksinasi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Untuk itu, dalam hidup berdampingan dengan Covid-19 menuju fase endemi, Budi menjelaskan ada tiga strategi yang akan dilakukan pemerintah.
Pertama, masyarakat harus secara cepat melakukan vaksinasi hingga dosis kedua.
Kedua, meski telah mendapat vaksinasi, Budi meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan.
Budi meminta masyarakat belajar dari lonjakan kasus di Israel dan Amerika Serikat.
Baca juga: Pemerintah Ajak Masyarakat Pertahankan Membaiknya Kondisi Pandemi Covid-19
Baca juga: Pemerintah Belum Tetapkan Cuti Bersama 2022, Lihat Perkembangan Pandemi Covid-19
Menurut Budi, meski vaksinasi di kedua negara tersebut tinggi, faktor abai protokol kesehatan membuat negara tersebut kembali mengalami lonjakan kasus.
"Kita lihat negara Israel dan Amerika, vaksinasi tinggi tapi naik lagi, karena mereka mengabaikan protokol kesehatan."
"Jadi selain vaksinasi, jangan euforia, tetap waspada dan terus jalankan protokol kesehatan. Pakai masker dan jaga jarak," ujar Budi.
Strategi ketiga, Budi menyebut pemerintah telah belajar dari lonjakan kasus kemarin dengan memperkuat fasilitas testing dan tracing.
Ia menyebut, akan lebih memperhatikan kemunculan klaster-klaster kecil supaya tidak melebar menjadi klaster yang lebih besar.
"Terakhir memang pemerintah perlu memastikan fasilitas testing tracing-nya baik dan harus dijalankan. Kalau ada ledakan kecil klaster cepet kita rapikan di klaster itu saja."
Baca juga: Pandemi Covid-19 Terkendali, Angka Kesembuhan 5 Kali Lipat dari Kasus Positif
Baca juga: Tinjau Sentra Vaksinasi di BBJ, Wapres Sampaikan Apresiasi Atas Kontribusi Kompas Gramedia Group
"Tidak usah nunggu sampai melebar seperti dulu yang kita alami, sehingga terlalu besar dampaknya," kata Budi.
Menurut Budi, dengan ketiga strategi tersebut, pemerintah optimis bisa mengendalikan Pandemi Covid-19.
"Inshaallah nanti kita bisa hidup normal dengan ada sedikit perubahan perilaku kita sehari-hari," jelasnya.
Pemerintah Ajak Masyarakat Pertahankan Kondisi Pandemi
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro mengatakan perbaikan kondisi Pandemi Covid-19 terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Ia berharap kondisi tersebut dapat terus dipertahankan sehingga menimbulkan perasaan yang nyaman dan gembira pada masyarakat.
"Karena ajaran agama dan orang tua sering memberikan pesan, bahwa hati yang gembira adalah obat," kata Reisa dalam pernyataan pers yang disiarkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (22/9/2021).
Menurut dr Reisa, dunia mengapresiasi Indonesia yang berhasil mengendalikan pandemi yang sempat melonjak pada Juni-Juli lalu.
Kasus aktif saat ini berada di kisaran 50 ribuan orang dengan capaian vaksinasi dosis pertama 80 juta orang dan dosis kedua 45 juta orang.
"Semua adalah berita yang menggembirakan. Oleh karena itu harus kita pertahankan," katanya.
Reisa mengatakan kondisi pandemi Covid-19 yang terus membaik ini menjadi modal bagi Indonesia untuk bangkit dan lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang pandemi selanjutnya.
Semua pihak diminta untuk tidak lupa belajar dari kesalahan sebelumnya yang membuat Pandemi Covid-19 memburuk.
"Tetapi, jauh lebih tanggap menghadapi resiko Covid-19 dengan tetap ketat Prokes dan tetap gencar vaksinasi," pungkasnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia Belum Merata, Dokter Reisa Sebut Dosis Pertama Kurang Dari 30 Persen
Baca juga: Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19, Gubernur Anies Pakai Jurus Deteksi Dini dan Vaksinasi
(Tribunnews.com/Maliana/Taufik Ismail)