Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) Imam Prakoso mengatakan selain di Laut Natuna Utara, kapal Tiongkok juga pernah melakukan riset di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Vietnam dan ZEE Malaysia yang berada di dalam klaim 9 garis putus (9 dash line) Tiongkok.
Pada Mei 2019, kata dia, kapal HYDZ8 telah melakukan penelitian serupa di ZEE dan landas kontinen Vietnam selama tiga bulan.
Hal tersebut disampaikannya dalam Press Briefing bertajuk "Ancaman Keamanan Laut Terhadap Hak Berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara" yang digelar secara virtual oleh Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Jumat (24/9/2021).
"Hal ini dilakukan setelah Vietnam melakukan pengeboran di blok migas 601. Jadi mirip kasusnya. Setelah kita melakukan pengeboran di Blok Tuna, kemudian datang kapal penelitian. Di Vietnam juga begitu dulu," kata Imam.
Tidak hanya itu, kata dia, ternyata saat itu sempat terjadi insiden antara nelayan Vietnam dan coast guard Tiongkok yang mengakibatkan kapal nelayan Vietnam tenggelam.
Baca juga: Kapal Tiongkok Terindikasi Melakukan Penelitian di Laut Natuna Utara Sejak Akhir Agustus 2021
Ia mengatakan saat itu sempat terjadi upaya pengusiran yang dilakukan oleh coast guard Vietnam kepada kapal peneliti dan coast guard Tiongkok.
Namun, kapal Vietnam tersebut, kata dia, kalah secara ukuran dan tekonologi.
"Akhirnya mungkin Tiongkok untuk memberikan deterent effect supaya tidak mengganggu operasi mereka itu ada kapal nelayan yang sempat diganggu sampai tenggelam," kata dia.
Kemudian pada Desember 2019, lanjut Imam, kapal HYDZ8 juga sempat melakukan penelitian serupa di ZEE Malaysia selama kurang lebih satu bulan.
Penelitian tersebut, kata dia, setelah Malaysia melakukan pengeboran di blok migas ND4.
"Jadi sekarang ini apabila terjadi di Indonesia, itu jelas langkah ini merupakan langkah yang menjadikan Indonesia sebagai target eksplorasi sumber daya alam berikutnya setelah Vietnam dan Malaysia," kata dia.
Ia mengatakan kapal HYDZ10 berada di Laut Natuna Utara dan menduga akan berada di sana beberapa lama.
"Sekarang kapal HYDZ10 masih berada di Laut Natuna Utara. Sepertinya si akan beberapa lama berada di situ," ujarnya.