Ia pernah menjadi bagian Timses Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.
Sebelum terjun ke dunia politik, ia pernah menduduki sejumlah jabatan tinggi di berbagai perusahaan.
Tercatat, Melchias pernah menjadi Asisten Chief Dealer di PT Dharmala Sakti Sejahtera, Manager di PT Penta Martin Bierbaum, Kepala Fixed Income Division di PT Pentasena Artha Sentosa, dan Direktur Utama di PT Mesana Investama Hutama.
Bahkan, hingga saat ini ia masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Emco Adidaya International dan Senior Advisor di PT Emco Asset Management.
Baca juga: Rumah Azis Syamsuddin di Lampung Jarang Ditempati, Ramai Saat Kegiatan Politik Saja, Ini Kata Warga
4. Ahmad Doli
Pria bernama lengkap Ahmad Doli Kurnia Tanjung ini lahir di Medan pada 26 Juli 1971.
Sebelum memenangi Pemilu 2019 lalu, Ahmad diketahui pernah menjabat sebagai Staf Ahli di Komisi VI DPR RI selama tiga tahun, sejak 2004 hingga 2007.
Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Hamzah Haz selama dua tahun, 2002-2004.
Berdasarkan profilnya di situs resmi DPR RI, Ahmad memiliki banyak pengalaman di sejumlah perusahaan.
Ia tercatat pernah menjadi Staf Ahli Direksi di PT Satyatama Ghaya Tara, Direktur Utama di PT Kurnia Sari Abadi dan CV Sari Surya Kurnia, Komisaris di PT Mutiara Kalam, Presiden Direktur di Surya Kurnia Group, serta Komisaris di PT Balai Pustaka dan PT CLGS.
5. Meutya Hafid
Meutya Hafid lahir di Bandung pada 3 Mei 1978.
Wanita bernama lengkap Meutya Viada Hafid ini sebelumnya dikenal sebagai jurnalis.
Ia pernah bekerja di Metro TV selama tujuh tahun, sejak 2001-2008.
Setahun mundur dari Metro TV, Meutya kemudian terpilih menjadi anggota dewan periode 2009-2014.
Ia kembali terpilih menjadi wakil rakyat untuk kali kedua pada 2014 silam.
Pada Pemilu 2019, Meutya lagi-lagi melenggang ke Senayan.
Ketua Komisi I DPR RI meraih banyak penghargaan, baik nasional maupun internasional.
Ia pernah mendapat National Youth Achievement Award dari Pemerintah Singapura (1996), Eomen of Courage dari Kaukus Perempuan Singaputa (2005), Wanita Pemberani dari Samsung Award (2006), Kartini bidang Jurnalis dari Lions Club Jakarta (2006), Asia 21 Young Leaders Meeting dari Korea Selatan (2006).
Lalu, Elisabeth 'O' Neil Award dari Pemerintah Australia (2007), Young Inspiring People dari Hardrock FM (2008), Awards untuk bidang jurnalis dari Australian Alumnae (2008), Press Card Number One (PCNO) dari Hati Pers Nasional (2013), dan Democracy Award dari Majalah Moeslim Choice (2019).
Baca juga: Golkar Akan Beri Bantuan Hukum untuk Azis Syamsuddin
6. Nurul Arifin
Politisi Golkar yang dulunya berprofesi sebagai artis ini lahir di Bandung pada 18 Juli 1966.
Ia sudah pernah menjadi wakil rakyat sebanyak tiga periode, yaitu 2004-2009, 2009-2014, dan 2019-2024.
Sementara itu, di tahun 2014-2017, Nurul Arifin menjadi Staf Khusus Pimpinan DPR RI.
Tak hanya itu, ia tercatat pernah menjadi Dosen di Universitas Nasional Jakarta selama dua tahun, sejak 2007 hingga 2009.
Selama menjadi kader Golkar, Nurul pernah menjabat sebagai Wasekjen Bidang Kajian dan Kebijakan, Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini, serta Ketua Bidang Pemenangan.
7. Dito Ganinduto
Dito Ganinduto lahir di Yogyakarta pada 4 November 1952.
Ia sudah menjabat sebagai anggota DPR RI selama tiga periode, yaitu 2004-2009, 2009-2014, dan 2019-2024.
Sebelum menjadi politisi, Dito pernah menjadi Direktur Operasional di PT Control System selama satu tahun, yaitu 1979-1980.
Kemudian ia menjabat sebagai Regional Manager di Masoneilan Indonesia sejak 1980 hingga 1983.
Di perusahaan yang sama, Dito dipercaya menjadi Regional Director pada 1983 hingga 1985.
Selanjutnya, Dito menjabat sebagai Direktur Utama di PT Firza Utama selama 18 tahun, yakni 1985-2003.