Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto selesai melakukan pertemuan dengan sejumlah fungsionaris partai di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat.
Airlangga keluar dari kantor DPP sekira pukul 21.45 WIB.
Dia menjelaskan soal pengumuman nama calon pimpinan DPR RI pengganti Azis Syamsuddin.
"Jadi pertama tentu masih ada proses-proses yang harus dilaksanakan sesuai dengan mekanisme yang ada baik di partai maupun di DPR. Oleh karena itu, akan diumumkan hari Rabu pukul 16.00 WIB. Tunggu hari Rabu jam 16.00 di DPR," ujar Airlangga, Senin (27/9/2021).
Namun, Airlangga tak menyebutkan secara spesifik soal nama pengganti Azis, termasuk soal Lodewijk F Paulus yang santer diberitakan bakal mengisi pos tersebut.
"Jadi tunggu hari Rabu pukul 16.00. Nanti yang menyampaikan Ketua Fraksi. Semua pas, kadernya bagus semua," ujarnya.
Baca juga: Wakil Kasatreskrim Polretabes Semarang Akui 3 Kali Temani Eks Penyidik KPK Temui Azis Syamsuddin
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Adies Kadir mengatakan pemilihan hari Rabu sebagai pengumuman nama pengganti Azis Syamsuddin karena besok jadwal Airlangga sudah padat
"Walaupun semua hari itu baik, Hari Rabu lebih nyaman kali. Hari Selasa padat makanya diundur, tidak bisa mengantarkan secara langsung," lanjut Adies.
Soal kriteria pengganti Azis, Wakil Ketua Komisi III DPR itu menyebut bahwa hal tersebut menjadi hak prerogatif Airlangga sebagai Ketua Umum Golkar.
Baca juga: Wakil Kasatreskrim Polretabes Semarang Akui 3 Kali Temani Eks Penyidik KPK Temui Azis Syamsuddin
"Dengan memperhatikan prestasi dedikasi loyalitas dan sesuai AD/ART Golkar, itulah yang jadi pertimbangan, artinya integritas dan kapabilitas calon betul-betul harus tidak diragukan lagi," katanya.
Deretan Nama Calon Pengganti Azis Syamsuddin
Diwartakan Tribunnews sebelumnya, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, mengatakan terdapat beberapa nama politisi Partai Golkar yang disebutkannya dapat menggantikan tersangka Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Diketahui, Politikus Partai Golkar Azis Syamsuddin yang menduduki jabatan Wakil Ketua DPR RI telah ditahan dan ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka suap pengurusan DAK Lampung Tengah tahun 2017.
Ia juga sudah mengundurkan diri dari posisinya sebagai Wakil Ketua DPR RI.
Dengan begitu jabatan Wakil Ketua DPR RI itu akan digantikan oleh politisi lainnya.
Baca juga: Profil 7 Kader Golkar yang Disebut Berpeluang Gantikan Azis Syamsuddin Jadi Wakil Ketua DPR
Merespons hal itu Qodari menyatakan, setidaknya ada enam sampai tujuh nama kandidat politisi Partai Golkar yang disebutkannya dapat menggantikan posisi tersebut.
"Nah siapa saja nama-nama yang beredar, kalau saya melihat dan mendengar ya ada sekitar nama sampai tujuh nama lah," kata Qodari.
Kandidat pertama, kata dia, adalah politisi bernama Kahar Muzakir yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPR RI.
Kemudian, politisi Adies Kadir yang merupakan Sekretaris Fraksi Golkar.
Baca juga: Pengganti Azis Syamsuddin Tidak Cukup Memiliki Kapabilitas Tapi Integritas
Politisi ketiga, Melchias Markus Mekeng yang pernah menjadi bagian dari Tim Kesuksesan (timses) Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Selanjutnya, jika melihat dari posisi kedudukan Azis Syamsuddin di DPR RI yang mengkoordinir komisi bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam), maka muncul nama Ahmad Doli Kurnia.
"Kemudian yang bidang politik juga adalah Ahmad Doli Kurnia Tandjung senior juga di Golkar," katanya.
Tak hanya itu, nama Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid juga diyakini akan menjadi kandidat pengganti Azis Syamsuddin.
Baca juga: Siapa Pengganti Azis Syamsuddin Sebagai Wakil Ketua DPR? Berikut Kata Pengamat
Selanjutnya, politisi bernama Nurul Arifin yang notabenenya sering mendampingi Ketua Umum.
Terakhir atau kandidat ketujuh yakni Dito Ganinduto yang dikatakan Qodari merupakan orang terdekat Airlangga Hartarto.
Ketujuh kandidat tersebut, Qodari mengatakan, dinilai paling mendekati kriteria untuk menggantikan Azis Syamsuddin sebagai Wakil Ketua DPR RI.
"Memang yang paling sulit menurut saya adalah soal kedekatan ya, karena itu kan subjektif Pak Airlangga dan boleh dibilang cuman Pak Airlangga sendiri yang tahu," tuturnya.