News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Citra KPK Memburuk di Mata Masyarakat, ICW: Sumber Utama Masalah Ada di 5 Pimpinan

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Corruption Watch (ICW) berpandangan bahwa penurunan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam survei Indikator Politik membuktikan bahwa lembaga antirasuah itu sedang tidak baik-baik saja. 

Padahal dikatakan peneliti ICW Kurnia Ramadhana, pada tahun-tahun sebelumnya KPK selalu menempati posisi puncak untuk isu kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga negara. 

Namun, bagi ICW, hal itu tidak mengejutkan lagi. Sebab, selama kurun waktu satu tahun terakhir, KPK menurut ICW memang lebih sering memperlihatkan kontroversi, ketimbang menunjukkan prestasi. 

"Jika ditelisik lebih lanjut, ICW meyakini sumber utama permasalahan di tubuh KPK saat ini berasal dari lima pimpinannya," kata Kurnia dalam keterangannya, Selasa (28/9/2021).

ICW memerinci setidaknya ada tiga hal yang menjadi sorotan masyarakat. 

Pertama, disebutkan Kurnia, yaitu terkait minimnya integritas pimpinan KPK. 

Merujuk pada pelanggaran kode etik, sejauh ini sudah ada dua pimpinan KPK yang mesti berurusan dengan Dewan Pengawas, yakni Firli Bahuri dan Lili Pintauli Siregar. 

Baca juga: Tingkat Kepercayaan Menurun, KPK: Pemberantasan Korupsi Ikhtiar Panjang

"Dalam isu ini, tentu saja masyarakat tidak mungkin akan percaya lagi jika KPK mengkampanyekan nilai integritas kepada masyarakat, sedangkan pimpinannya saja bermasalah dari segi etika," kata Kurnia.

Kedua, menurut ICW, hal yang disorot masyarakat yakni performa penindakan KPK anjlok di bawah kepemimpinan Firli Bahuri. 

Seperti jumlah operasi tangkap tangan (OTT) merosot tajam, kualitas penanganan perkara buruk, dan sering terjadi kebocoran informasi di tubuh KPK. 

"Tentu, menanggapi kritik ini pimpinan KPK selalu memiliki segudang argumentasi. Namun, ICW meyakini argumentasi yang dibangun oleh KPK seringkali bukan argumentasi yang benar, melainkan argumentasi pembenar semata," ujar Kurnia.

Ketiga, yaitu terkait kebijakan yang diambil oleh pimpinan KPK selalu mengundang kritik massif dari masyarakat. 

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2019-2023 Firli Bahuri saat memberikan kata sambutan disaksikan oleh para wakil KPK Alexander Marwata, Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, dan Lili Pintauli Siregar pada acara Serah Terima Jabatan dan Pisah Sambut KPK di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (20/19/2019). Acara serah terima jabatan sekaligus pisah sambut pimpinan KPK diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dilanjutkan dengan pembacaan pakta integritas. Seluruh anggota Dewan Pengawas (Dewas) dan pimpinan KPK periode 2019-2023 secara bersamaan membacakan Pakta Integritas dan dilanjutkan penandatanganan. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Selain polemik tes wawasan kebangsaan (TWK) KPK, ICW menilai terdapat pula kesesatan merumuskan strategi pencegahan, misalnya mengunjungi dan meminta video testimoni dari para terpidana korupsi. 

Menurut ICW, KPK saat ini seperti kehilangan arah dan melenceng dari tujuan awal pembentukan lembaga tersebut. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini