TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bukan hanya keluarga yang kehilangan Sabam Sirait, melainkan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia kehilangan sosok pejuang demokratis yang menyemai benih-benih reformasi.
Itulah pandangan banyak tokoh dari lintas batas terhadap sosok Sabam Sirait, politisi senior, yang berpulang, Jumat (1/10/2021).
Bagaimana tidak, saat rezim Orde Baru berkuasa penuh dan mengendalikan kekuatan di Parlemen, Sabam Sirait berani bersuara dan melakukan interupsi.
Saat itu, melakukan interupsi di parlemen sama saja melawan Orde Baru secara terbuka dan siap-siap mengambil resiko.
"Kita semua kehilangan Pak Sabam. Mari doakan yang terbaik," kata rekan Sabam sesama anggota DPD RI yang juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie.
Sebagai junior, Jimly menjadikan Sabam Sirait sebagai panutan.
Dan sidang paripurna perdana MPR periode 2019-2024 sangat bersejarah sebab dipimpin Sabam Sirait.
"Beliau memimpin sidang dan itu sangat bersejarah bagi kita semua dan bagi beliau," ungkap Jimly yang juga tokoh cendekiawan muslim Indonesia.
Jimly mengatakan bahwa banyak inspirasi yang bisa dipetik dari perjalanan hidup Sabam Sirait.
Baca juga: Bamsoet Kenang Sosok Sabam Sirait Sebagai Guru Politik Indonesia
Perjuangan Sabam pun harus diteruskan oleh generasi muda setelahnya.
"Pak Sabam itu sosok yang sangat toleran dan pluralis. Kita sama-sama memerangi anti-toleransi di Indonesia," ungkap Jimly.
Hal yang sama disampaikan politikus Partai Golkar, Mukhammad Misbakhun. Bagi Misbakhun, Sabam adalah soosk panutan dan menjadi suri tauladan baginya.
Misbakun banyak mendapatkan cerita tentang Sabam Sirait sebagai tokoh pergerakan dan sebagai tokoh partai politik yang sangat mewarnai perjalanan politik Indonesia dan perjalanan partai besar sekelas PDI Perjuangan.