News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT TNI

Sejarah TNI: Awal Berdiri, Keterlibatan Politik, Tugas Pokok, serta Perubahan dalam Tubuh TNI

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prajurit TNI tengah berkonsentrasi saat melakukan pengintaian di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Adanya campur tangan politisi yang terlalu jauh dalam masalah intern TNI mendorong terjadinya Peristiwa 17 Oktober 1952.

Peristiwa tersebut mengakibatkan adanya keretakan di lingkungan internal TNI AD.

Sehingga, campur tangan politisi mendorong TNI untuk terjun dalam kegiatan politik dengan mendirikan partai politik.

Partai politik tersebut diberi nama Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) yang pernah ikut dalam Pemilihan Umum tahun 1955.

Pada Periode Demokrasi Liberal, terjadi berbagai pemberontakan dalam negeri.

Sebagian bekas anggota KNIL melakukan pemberontakan di Bandung yang disebut sebagai pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil/APRA.

Selain itu ada pula pemberontakan lain, yaitu Pemberontakan Andi Azis di Makassar dan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku pada 1950.

Pada waktu yang berdekatan, DI TII Jawa Barat melebarkan pengaruhnya ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh.

Kemudian, Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) melakukan pemberontakan di sebagian besar Sumatera dan Sulawesi Utara yang membahayakan integritas nasional pada 1958.

Jejeran pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh TNI dan masyarakat.

Kemudian sejarah TNI berlanjut pada pembentukan organisasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang merupakan gabungan dari organisasi angkatan perang TNI dan Kepolisian Negara pada 1962.

ABRI menjadi komando tunggal yang membawahi TNI dan Polisi.

Pengaruh Politik dalam Tubuh TNI

Letjen TNI Soeharto didampingi Kolonel Sarwo Edhie Wibowo, komandan RPKAD, pada peringatan HUT ke-14 RPKAD di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Kisah Sarwo Edhi yang Basmi G30S, Kecewa sama Soeharto: Kalau Mau Bunuh Aku, Bunuh Saja, Apa Salahku. (FOTO: HISTORIA.ID/repro "Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo: Hidupku untuk Negara dan Bangsa.")

Pemerintah saat itu berharap ABRI dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam melaksanakan perannya, serta tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan kelompok politik tertentu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini