Maklumat ini disusul Pengumuman Pemerintah tanggal 7 Oktober 1945 yang berbunyi:
“Ini hari telah dilakukan pembentukan Tentara Kebangsaan di salah satu daerah di Jakarta dengan maksud untuk menyempurnakan kekuatan Republik Indonesia."
Pemuda-pemuda bekas Peta, Heiho, Keigun, dan pemuda dari Barisan Pelopor telah menyiapkan tenaganya.
Hal ini disiapkan agar setiap waktu dapat membaktikan tenaganya untuk menentang kembalinya penjajah Belanda.
Pemuda-pemuda dan Tentara Kebangsaan itu segera diperlengkapi persenjataan agar dapat mempertahankan keamanan umum.
Maklumat, Pengumuman Pemerintah, dan Seruan Ketua KNIP tersiar ke seluruh negeri.
TKR mendapat sambutan hangat, tidak hanya dari pemuda yang telah tergabung dalam BKR, tetapijuga pemuda-pemuda lainnya.
Hal ini terbukti dengan banyaknya unsur pegawai negeri, swasta, guru, pelajar, petani, pedagang, dan santri.
Mereka yang tadinya belum masuk ke dalam BKR, pada akhirnya berbondong-bondong masuk TKR.
Sehingga apabila tidak diadakan pembatasan penerimaan saat itu, pasti kekuatan TKR sangat besar.
Kepala Staf Umum TKR, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, kemudian menyusun TKR dengan 10 Divisi di Jawa dan 6 Divisi di luar Jawa.
Satu di antara 10 Divisi TKR di Jawa adalah Divisi V di bawah pimpinan Kolonel Soedirman yang berkedudukan di Purwokerto, meliputi:
- Daerah Kedu;
- Pekalongan;