News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT TNI

Imparsial: Lemahnya Kontrol Sipil Jadi Faktor Penyebab Tersendatnya Reformasi TNI 

Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Direktur Imparsial Gufron Mabruri, Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Feri Kusuma dan Direktur YLBHI Asfinawati saat jumpa pers di kantor Kontras, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (18/2/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperingati HUT Ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI), Imparsial menyatakan proses reformasi TNI belum selesai dijalankan. 

Direktur Imparsial Gufron Mabruri awalnya menyampaikan Dirgahayu kepada TNI.

Ia juga berharap semoga di usia yang lebih dari tiga perempat abad tersebut TNI sebagai alat pertahanan negara diharapkan semakin kuat, profesional, dan mampu menjalankan tugasnya secara akuntabel, menghormati tata negara demokratis, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia. 

Gufron mengatakan pihaknya memandang, sejumlah prestasi telah dicatat oleh TNI, namun demikian masih terdapat sejumlah permasalahan yang menuntut perbaikan. 

Oleh karena itu, kata dia, Imparsial sangat mendorong agar peringatan HUT TNI tidak cukup hanya diperingati secara seremonial. 

Menurutnya akan jauh lebih penting dan bermakna jika hari jadi tersebut digunakan sebagai momentum untuk berbenah diri, mengingat masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan khususnya menyangkut tersendat-sendatnya pelaksanaan sejumlah agenda reformasi reformasi TNI. 

Baca juga: LDII Apresiasi TNI Tetap Setia Jaga NKRI: Tidak Tergoda Ambil Alih Kekuasaan

Gufron menilai lemahnya kontrol sipil terhadap militer menjadi salah satu faktor penyebab tersendatnya reformasi TNI.

Dalam catatannya, selama ini kontrol sipil terhadap militer sangat lemah dan bahkan dapat dikatakan cenderung tidak berjalan. 

Hal tersebutlah menurutnya yang kemudian menjadikan proses reformasi TNI bukan cuma mengalami stagnasi, tetapi mengalami kemunduran di sejumlah aspek. 

Padahal, kata Gufron, kontrol sipil terhadap militer dalam hal ini TNI, merupakan sebuah syarat penting demokratisasi dan terwujudnya profesionalisme militer. 

"Kami menilai, lemahnya kontrol sipil terhadap militer menjadi salah satu faktor penyebab tersendat-sendatnya proses reformasi TNI," kata Gufron ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Rabu (6/10/2021).

Gufron mengatakan pihaknya menilai tidak ada capaian positif pada enam tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi, kata Gufron, tidak memiliki kemauan dan keberanian politik di dalam menuntaskan agenda reformasi TNI. 

Selain itu, kata dia, Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang memegang kontrol terhadap TNI, sebagaimana ditegaskan dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara sesungguhnya juga menjadi bagian dari permasalahan yang ada. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini