TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, Rabu, (6/10/2021).
Said Aqil bertemu Presiden Jokowi sekitar kurang lebih satu jam.
Said Aqil mengatakan pertemuan tersebut melaporkan hasil Munas NU yang salah satunya akan melaksanakan Muktamar NU pada 23-25 Desember 2021.
"Yang kita bicarakan pertama melaporkan hasil Munas Konbes NU tanggal 25-26 kemarin di Hotel Syahid bahwa Kita NU akan melaksanakan Muktamar pada Desember 2021 tanggal 23-25," kata Said Aqil usai pertemuan di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.
"Presiden pun agak tanda tanya, apakah sudah mungkin melihat situasi Covid-19 seperti ini apalagi di Lampung. Ya nanti kita lihat itu pun dengan syarat memperhatikan prokes dan izin dari satgas nasional dan satgas lokal," katanya.
Selain itu Said mengatakan dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai penyelenggaraan PON, berhasilnya penumpasan radikalisme hingga infrastruktur yang kini dinikmati seluruh masyarakat, tak hanya di Pulau Jawa.
Baca juga: Rivalitas HMI versus PMII : Perebutan Kursi Ketum PBNU di Muktamar NU Ke-34
Ketika ditanya, apakah Presiden Jokowi akan hadir dalam Muktamar Desember mendatang, Said mengungkap hal tersebut belum dibicarakan.
"Belum dibicarakan, karena ini ada kemungkinan hybrid, tidak mungkin daring 100 persen saya kira hybrid ini," kayanya.
Dalam Muktamar nanti sejumlah agenda strategis kebangsaan akan dibahas para ulama NU, serta akan ada pergantian Ketua Umum PBNU untuk periodesasi 2020-2025.
Namun, ditegaskan Said, dalam pertemuan dengan Jokowi, ia sama sekali tak membicarakan pencalonan sebagai Ketum lagi di Muktamar.
"Saya belum bicara pencalonan, dengan presiden hanya masalah penyelenggaraan muktamar sukses berhasil mohon dukungan. Bukan dukungan calon, dukungan muktamar agar lancar," pungkas Said.