Yadnya berarti persembahan suci yang tulus ikhlas.
Baca juga: Setahun Lebih Terhenti, Mulai Gelar Upacara Ngaben di Bali dengan Protokol Kesehatan Ketat
Pelaksanaan ritual upacara Ngaben (Pitra Yadnya)
Upacara Ngaben biasanya diawali dengan upacara Atiwa-tiwa yang mencakup tujuh upakara.
Istilah Atiwa-tiwa berasal dari kata ati yang berarti berkeinginan dan awa yang berarti terang, bening, atau bersih.
Makna dari upacara ini adalah mewujudkan keinginan untuk pembersihan dan penyucian jenazah dan kekuatan panca maha butha-nya.
Upacara Atiwa-tiwa disebut juga upacara pengeringkesan.
Tahapan ini dilakukan untuk Puja Pitara yaitu meningkatkan kesucian Petra menjadi Pitara.
Ngeringkes atau Ngelelet berarti pengembalian atau penyucian asal mula dari manusia.
Menurut ajaran agama Hindu, manusia berasal dari huruf-huruf suci yang lahir berkat kekuatan Sang Hyang Widhi berupa Ongkara Mula.
Adapun jasad manusia bermanifestasi menjadi Sastra Mudra, Sastra Wrestra (Nuriastra), dan Sastra Swalalita.
Ketiga kekuatan sastra ini memberi makna Utpti (lahir), Stiti (hidup), dan Pralina (mati).
Kemudian, ketiga sastra ini bermanifestasi lagi untuk memberi jiwa kepada setiap sel tubuh manusia.
Tubuh manusia memiliki 108 Sastra Dirga (huruf-huruf suci).
Sehingga, ketika seorang manusia meninggal, sastra-sastra tersebut harus dikembalikan ke sastra Ongkara Mula atau disebut Ongkara Pranawa.