Proses pengembalian ini disebut Ngeringkes, yang memerlukan upacara dan sarana.
Upacara atiwa-tiwa merupakan pensucian tahap permulaan.
Sehingga setelah upacara atiwa-tiwa, jenazah sudah bisa digotong dan dinaikkan ke paga atau wadah.
Namun, jika jenazah itu dikubur tanpa upacara atiwa-tiwa, maka jenazah tersebut tidak boleh digotong, tetapi dijinjing karena masih berstatus Petra.
Baca juga: Mengenal Upacara Ngaben, Berikut Asal-usul, Tujuan dan Jenisnya
Jenis Upacara Ngaben
1. Upacara Pengabenan Ngewangun
Semua organ tubuh (sebagai awangun) memperoleh material upakara sehingga upakaranya banyak.
Ngaben jenis Ngewangun diikuti dengan Pengaskaran.
Ada dua jenis upacara ngaben Ngewangun, yaitu Mewangun Sawa Pratek Utama (upacara yang ada jenazah asli) dan Mewangun Nyawa Wedana (tidak ada janazah, disimbolkan dengan kayu cendana dan ditulis aksara sangkanparan).
Upacara Ngaben Ngewangun Nyawa Wedana berasal dari kata Nyawa atau nyawang (dibuat simbul).
Kemudian, kata Wedana berarti rupa atau wujud.
Jadi, Nyawa Wedana artinya dibuatkan rupa-rupaan (simbolis manusia).
2. Upacara Pengabenan Pranawa
Pada upacara pangabenan pranawa ada sarana upakara yang ditujukan pada sembilan lubang di tubuh manusia.