TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pilpres masih beberapa tahun lagi tapi Partai Golkar sepertinya sudah mantap 100 persen mengajukan Ketua Umum Airlangga Hartarto sebagai calon presiden.
Sekretaris DPD I Partai Golkar DKI Jakarta, Basri Baco mengatakan, dukungan semua elemen Partai Golkar untuk mendukung Airlangga Hartarto sebagai Capres 2024 adalah harga mati.
Menurutnya, hal itu termasuk tanggung jawab untuk memenangkan Pemilu 2024 yang sudah menjadi keharusan semua elemen, termasuk ormas dan sayap partai.
“Kita berdoa dan memohon, ketua umum fardu ain, wajib maju sebagai calon presiden pada pilpres 2024. Kenapa saya bilang fardu ain, karena demi menyelamatkan Partai Golkar,” katanya dalam webinar bertajuk ‘Peran Partai Golkar Menuju Sukses Pemilu 2024’ yang diselenggarakan DPD Golkar DKI, Jumat (22/10/2021) kemarin.
Baca juga: Anies dan Ganjar Dideklarasikan Capres oleh Relawan, Bagaimana dengan Airlangga dan Ketua Umum PPP?
Dia menyakini, jika ketua umum Golkar maju pada Pilpres 2024, maka akan berdampak signifikan pada electoral atau mendapatkan coattail effect, termasuk hasil pemilu legislatif juga akan terdongkrak.
Artinya, hasil pileg itu akan menjadi dasar untuk pilkada 2024.
Dalam kesempatan itu, Basri lantas menyinggung kondisi partai di Jakarta. Golkar di Jakarta, katanya, bukan superior.
Hal itu tercermin dari perolehan kursi DPRD yang bisa dilampaui oleh partai lainnya.
"Fakta lain, Jakarta kalau kita tidak bersatu mulai hari ini, saya khawatir lama-lama rakyat kita sudah lupa dengan warna kuning (Partai Golkar). Jadi, kita tidak punya pilihan. Jadi, di Jakarta ormasnya harus maju atau mundur tertib, teratur untuk digantikan. Nggak ada pilihan lain," ujarnya disambut riuh tepuk tangan kader.
Sementara Ketua Divisi Hukum dan Pengawasan Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta Deti Kurniawati, yang juga berbicara dalam kesempatan itu, mengungkapkan bahwa parpol peserta pemilu 2024 harus menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
Pasalnya, pada Pemilu 2024 nanti, boleh jadi ada hal-hal baru dalam tahapan pelaksanaannya. Terutama penggunaan teknologi yang boleh jadi akan menjadi menjadi ketentuan utama.
Pengarusutamaan teknologi terjadi karena Pandemi Covid-19 yang tak bisa diprediksi.
Sehingga, untuk melindungi diri dan meminimalisasi berkumpulnya orang banyak pada satu tempat dan waktu yang bersamaan, tekhnologi menjadi jawabannya.
Pengumpulan massa dalam jumlah besar kemungkinan akan terus diperketat.
Termasuk juga model penghitungan suara yang mengandalkan aplikasi Sirekap.
Karenanya, partai politik peserta Pemilu harus makin beradaptasi dengan kemungkinan perubahan regulasi.
Pernyataan itu dia sampaikan saat mengisi materi pada webinar bertajuk Peran Partai Golkar Menuju Sukses Pemilu 2024 yang diselenggarakan DPD Golkar DKI, Jumat 22 Oktober 2021.