Laporan Wartawan Tribunnews Taufik IsmailĀ
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Angin kencang yang terjadi di Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah mengakibatkan kerusakan rumah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang melaporkan, angin kencang mengakibatkan kerusakan 13 unit rumah warga.
"Rumah tersebut rata-rata mengalami kerusakan pada bagian atap. Kuatnya angin menyebabkan genteng rumah warga berserakan. Dilaporkan juga tidak ada korban jiwa atas kejadian ini," ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya, Minggu, (24/10/2021).
Fenomena angin kencang ini melanda beberapa wilayah di Kota Semarang. Adapun wilayahnya meliputi Kelurahan Pongangan yang terletak di Kecamatan Gunung Pati, Kelurahan Kalipancur di Kecamatan Ngaliyan dan Kelurahan Bendan Duwu di Kecamatan Gajah Mungkur.
"Setelah angin kencang mereda, tim BPBD Kota Semarang melakukan kaji cepat dengan menerjunkan tim ke lapangan guna melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan unit terkait," katanya.
Ia mengatakan, sebagai upaya penanganan, BPBD Kota Semarang segera memberikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak kejadian ini.
Hingga kini, para warga dibantu dengan tim gabungan yang berada di lapangan bergotong royong memperbaiki kerusakan rumah dan membersihkan material yang terbawa saat terjadi angin kencang.
Baca juga: Matras Bambu Digunakan untuk Konstruksi Tol Semarang - Demak
Prakiraan cuaca BMKG menyebutkan, wilayah Semarang masih berpotensi turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang pada esok hari (25/10).
"Oleh karena itu, BNPB selalu mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan siap siaga terhadap potensi bahaya hidrometeorologi, seperti angin kencang. Kondisi ini dapat terjadi atau menyertai saat hujan berlangsung," katanya.
"Selain itu, fenomena cuaca ekstrem tersebut biasa terjadi saat pergantian musim. Menghindari dari bahaya angin kencang, masyarakat diimbau untuk berlindung di dalam bangunan yang kokoh dan jangan berada di bawah pohon maupun papan baliho ketika terjadi hujan," ujarnya.