Namun demikian, kata Fadjar, konsep air power enam negara maju tersebut merupakan bentuk best practice air power di dunia yang belum tentu ideal jika diterapkan di Indonesia.
Dari sisi anggaran pertahanan misalnya, kata dia, rata-rata negara maju berada di atas USD 30 miliar per tahun.
Bahkan, lanjut dia, AS berada di kisaran USD 700 miliar per tahun.
"Sedangkan Indonesia saat ini masih di kisaran USD 8 sampai 9 miliar per tahun," kata Fadjar.
Selain itu, kata dia, situasi geopolitiknya pun berbeda dan tingkat kekuatan air power mereka saat ini sudah jauh lebih maju dari TNI AU.
Menurutnya, perlu usaha yang sangat besar untuk mengejar ketertinggalan tersebut apalagi dengan anggaran yang sangat terbatas dan industri pertahanan yang cukup tertinggal.
"Namun kita harus optimis dengan menentukan best fit bagi kita sendiri, sebuah konsep air power yang relevan dengan kondisi yang dihadapi oleh negara," kata Fadjar.