Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan kurikulum sekolah perlu disusun bersama-sama dengan industri guna menjaga relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia usaha dunia industri (DUDI).
Nadiem meminta pemerintah daerah melalui dinas pendidikan untuk aktif dalam mencari cara agar para siswa bisa tetap magang di masa pandemi Covid-19.
"Kalau masalahnya pandemi sehingga magang tidak bisa dilakukan, maka Dinas Pendidikan maupun pemda harus mencari cara agar hak anak untuk bisa magang di industri, paling tidak satu semester bisa dipenuhi. Mohon itu diperjuangkan terutama oleh para kepala sekolah," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Minggu (24/10/2021).
Kemendikburistek, menurut Nadiem, terus mendorong peningkatan jumlah praktisi industri untuk bisa mengajar di SMK.
Nadiem mengatakan saat ini SMK dapat menerapkan multi disiplin keahlian untuk menjawab tantangan masa depan.
"Jadi anak-anak dirotasi dari berbagai bidang. Ada yang mendapat pembelajaran kewirausahaan tapi anak-anak multimedianya juga terlibat di situ. Inilah percampuran berbagai disiplin ilmu," kata Nadiem.
Dunia kerja, kata Nadiem, lebih menghargai lulusan yang menguasai berbagai kompetensi. Hal tersebut menjadi nilai tambah seorang lulusan SMK masa depan.
Baca juga: P2G: Banyak Pengawas Sekolah yang Tidak Mengerti Soal Sekolah Penggerak
"Kita ingin SMK itu bertukar program, paling tidak, siswa bisa mencicipi disiplin kejuruan lain agar mereka mendapatkan perspektif lain mengenai pekerjaan mereka," ungkap Nadiem.
Sekilas, Mendikbudristek mengungkapkan bahwa tahun ini, Kemendikbudristek terus mengembangkan implementasi SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) untuk memperbesar kompetensi kejuruannya.
"Jadi, kapasitas belajar praktiknya dibesarkan. Jangan sampai lulusan SMK kompetensinya tidak jauh berbeda dengan lulusan di luar kejuruan," pungkas Nadiem.