TRIBUNNEWS.COM - Sejak 28 Oktober 1928, setiap tahun bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda (HSP).
Tahun 2021 ini adalah peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-93, sejak kali pertama diikrarkan oleh kalangan pemuda era perjuangan Kemerdekaan RI waktu itu.
Sumpah Pemuda merupakan salah satu kejadian penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Sumpah atau ikrar dari sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Para pemuda di masa itu sadar, pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk kemerdekaan Indonesia.
Karena, pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah Belanda.
Sebab itulah organisasi-organisasi pemuda ini sepakat untuk melebur menjadi satu dan membuat pergerakan secara serentak untuk melawan penjajah.
Hal inilah yang membuat para pemuda sepakat untuk mengadakan Kongres Pemuda dan menyatukan organisasi-organisasi yang pada saat itu terpecah belah.
Baca juga: Stafsus BPIP: Menghayati Pancasila dengan Tindakan dan Bermanfaat Bagi Sesama
Baca juga: Mahfud MD: Sebagai Negara Pancasila, Indonesia Lahir Dituntun oleh 4 Kaidah
Dua Kali Kongres
Kongres Pemuda diadakan dua kali, yakni Kongres Pemuda kesatu yang berlangsung pada 30 April-2 Mei 1926.
Sedangkan Kongres Pemuda Kedua diadakan pada 27 dan 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan di Jakarta.
- Kongres Pemuda Pertama 1926
Dikutip dari laman Kemdikbud, pada 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”.
Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
Hasil utama yang dicapai Kongres Pemuda I ialah mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia, walaupun masih samar-samar dan belum jelas.
Pemuda-pemuda mengakui meskipun terdapat perbedaan sosial dan kesukuan, tetapi terdapat pula rasa persatuan nasional.
Dalam Modul Sejarah Indonesia Kelas XI terbitan Kemdikbud, dijelaskan alasan mengapa Kongres Pemuda I itu belum berhasil.
Sebab-sebabnya mungkin sekali terletak pada hal-hal sebagai berikut:
- Belum tiba waktunya organisasi daerah berpadu menjadi suatu organisasi yang tunggal, dan masih terdapat keraguan pada sementara organisasi pemuda akan kegunaan persatuan.
- Masih terdapat kesalahpahaman dan kurang pengertian tentang perlunya fusi diantara organisasi pemuda itu.
- Adanya pandangan yang berbeda mengenai persatuan nasional dari kaum theosofi (Dienaren Van Indie) yang terasa menjalankan peranannya waktu itu.
Baca juga: Biografi Ir Soekarno, Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia Pejuang Pemersatu Bangsa
Baca juga: Makna Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia: Sebagai Puncak Perjuangan Indonesia
- Kongres Pemuda Kedua 1928
Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia.
Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat, sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.
Menurut arsip Museum Sumpah Pemuda, ketiga rapat tersebut dialkukan di tiga tempat berbeda.
Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng.
Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan.
Rapat ketiga, sekaligus menutup kongres, mengambil tempat di gedung Indonesische Clubhuis di Jalan Kramat Raya 106.
Rapat tersebut membahas berbagai masalah, mulai dari persatuan, pendidikan, hingga gerakan nasionalisme.
Baca juga: Tema, Logo, dan 50 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2021: Dapat Dibagikan di Instagram
Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman.
Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres yang kemudian kini dikenal sebagai ikrar Sumpah Pemuda.
Istilah Sumpah Pemuda muncul setelah kongres itu selesai dan kini tercatat di
prasasti dinding Museum Sumpah Pemuda.
Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
Pertama
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.
Kedoea
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.
Ketiga
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA, MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.
(Tribunnews.com/Tio)