Sementara untuk mitigasi jangka panjang, Ganip menjelaskan bahwa tata ruang harus sejalan dan sensitif dengan aspek kebencanaan.
"Dalam hal tanah longsor misalnya, pemanfaatan lahan kritis sebagai tempat pemukiman tidak seharusnya dilakukan," ujar Ganip.
Penguatan Peringatan Dini untuk Kurangi Dampak Bencana Hidrometeorologi
BNPB telah memperkuat sistim peringatan dini banjir dan longsor dalam tingkat komunitas yang diperuntukkan sebagai decision support system untuk membantu dalam pengambilan keputusan kapan masyarakat harus dievakuasi.
Hingga saat ini, BNPB telah memasang 27 alat peringatan dini. Alat tersebut akan terus ditambah mengingat luas wilayah dan potensi bencana di Indonesia.
Dalam waktu dekat, di beberapa wilayah aliran sungai di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan dilakukan penambahan sebanyak 7 alat.
Partisipasi aktif dari unsur pentahelix (pemerintah, lembaga usaha, akademisi, masyarakat, dan media) sangat penting dalam hal pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.
Sinergi antara BMKG di hulu dengan BNPB dari sektor hilir dapat meningkatkan kekuatan peringatan dini untuk pengambilan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko bencana. Peringatan dini tersebut juga menjadi dasar untuk tindakan tanggap darurat selanjutnya.
Upaya kesiapsiagaan berbasis masyarakat juga perlu dilakukan. Masyarakat dapat secara mandiri memonitor peringatan dini melalui laman BMKG dan informasi daerah berpotensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor sampai level desa melalui https://inarisk2.bnpb.go.id/pencegahan/
Baca juga: Waspada Bencana Hidrometeorologi saat Puncak Musim Hujan, BMKG: Januari-Februari Monsun Asia Aktif
Penetapan jalur evakuasi serta penetapan rambu daerah rawan bencana mutlak harus dilakukan.
Diseminasi infromasi peringatan dini melalui jejaring komunikasi berbasis komunitas turut mendukung penguatan sistim peringatan dini. Diseminasi dilakukan melalui surat, pesan singkat, WhatsApp group, maupun media sosial.
BNPB senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan relawan, komunitas, dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Terakhir, media turut berperan penting untuk menyebarluaskan peringatan dini serta edukasi dan sosialisasi kepada khalayak yang lebih luas sehingga dapat mengurangi dampak yang mungkin timbul akibat bencana hidrometeorologi.