TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan kelompok teroris Jamaah Islamiah (JI) sengaja mengirimkan kader ke Suriah dan Afghanistan untuk latihan tempur di wilayah konflik.
Tujuannya, kata Ramadhan, kader-kader JI bisa mendapatkan gambar terkait medan tempur di wilayah konflik.
Nantinya, mereka juga dapat berlatih militer dari kedua negara tersebut.
"Kita ketahui bahwa pengiriman kader-kader di mana mereka mengirimkan kader untuk melatih di kondisi nyata di daerah-daerah yang berpotensi (konflik) seperti di daerah Suriah dan di Afghanistan," kata Ramadhan kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).
Baca juga: Teroris yang Ditangkap di Jatim Masih Satu Komplotan dengan Kelompok JI Lampung
Baca juga: Bikin Gempar Depok, Terdakwa Hoaks Babi Ngepet Dituntut 3 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Keberatan
Ramadhan menyampaikan keterampilan tempur yang didapatkan dari kedua negara itu nantinya akan diajarkan kepada kader-kader di Indonesia.
"Kita temukan beberapa waktu yang lalu di daerah Jawa Tengah itu merupakan tempat pelatihan yang mana mereka merekrut kader dan dikirim ke daerah yang sangat atau daerah nyata sebagai latihan pertempuran. Sekembalinya mereka, mereka melatih kader-kader muda, kader-kader baru," jelasnya.
Hingga saat ini, Polri mencatatkan sudah ada beberapa kloter kader JI yang dikirimkan ke kedua negara tersebut.
Namun, Densus 88 juga berupaya melakukan pencegahan dengan telah menangkap instruktur hingga penanggung jawabnya.
Sebagai informasi, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 8 anggota teroris Jamaah Islamiah (JI) di wilayah Lampung sejak Minggu (31/10/2021).
Mayoritasnya adalah pengurus Lembaga Amil Zakat Abdurrohman Bin Auf (LAZ-ABA) Lampung.
LAZ ABA merupakan yayasan yang terafiliasi teroris Jamaah Islamiah (JI).
Baca juga: Aksi Maling Kabel Telkom: Masuk Lubang, Gasak 2 Ton Kabel, Internet di Kartasura dan Colomadu Mati
Yayasan ini bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat.
Tak lama setelah itu, Densus 88 Antiteror Polri kembali menangkap 5 anggota teroris JI di sejumlah wilayah di Jawa Timur.
Mereka diduga tergabung kelompok teroris JI yang sempat melakukan serangkaian pelatihan militer hingga pengiriman senjata api.