News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hari Pahlawan

Profil Bung Tomo, Sosok Orator pada Pertempuran Surabaya 10 November 1945 serta Isi Pidatonya

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sutomo atau yang akrab disapa Bung Tomo - Berikut profil Bung Tomo, sosok orator pada pertempuran Surabaya 10 November 1945 serta isi pidatonya.

Bung Tomo merupakan sosok pekerja keras, terbukti ia suka bekerja keras untuk memperbaiki keadaan agar menjadi lebih baik pada saat itu.

Lalu pada usia 12 tahun, Bung tomo melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang melanda dunia saat itu.

Ketika itu ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO.

Ia juga menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat korespondensi, tetapi tidak pernah resmi lulus.

Bung Tomo aktif dalam organisasi dengan nama Kepanduan Bangsa Indonesia atau KBI pada saat usianya masih muda.

Sutomo menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formalnya.

Memasuki usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

Memiliki minat di bidang jurnalisme

Selain itu, Bung Tomo juga memiliki minat pada dunia jurnalisme.

Tahun 1937, ia bekerja sebagai wartawan lepas pada Harian Soeara Oemoem di Surabaya.

Setahun kemudian atau tepatnya pada tahun 1939, ia menjadi Redaktur Mingguan Pembela Rakyat serta menjadi wartawan dan penulis pojok harian berbahasa Jawa, Ekspres, di Surabaya.

Tahun 1942-1945, pada masa pendudukan Jepang, Bung Tomo bekerja di kantor berita tentara pendudukan Jepang, Domei, bagian Bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur di Surabaya.

Kemudian saat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan, beliau memberitakannya dalam bahasa Jawa bersama wartawan senior, Romo Bintarti.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari sensor Jepang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini