Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha C
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Relawan Penggerak Jakarta Baru (RPJB) Pitono Adhi menyayangkan sikap anggota kabinet yang tidak mengindahkan arahan Presiden Joko Widodo yang tengah memasuki awal tahun ketiga di periode terakhirnya menjabat.
Menurutnya, tantangan utama yang dihadapi oleh pemerintah, khususnya Presiden Jokowi, adalah mewujudkan legacy atau warisan pemerintahan yang akan memperkokoh langkah bangsa memasuki era Indonesia maju.
Masalahnya, perwujudan warisan itu menghadapi tantangan pandemi Covid-19 yang belum berkesudahan hingga kini.
“Saat saya diminta bertemu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, beliau menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan bukan hanya luka tetapi luka yang teramat dalam bagi bangsa Indonesia,” ujar Pitono, dalam keterangannya, Senin (15/11/2021).
Baca juga: Riset HCC: Orang yang Belum Vaksin, Miliki Perilaku Pencegahan Covid-19 Kurang Baik
“Dibutuhkan kemampuan prima untuk menangani berbagai krisis yang diakibatkan oleh wabah ini,” imbuhnya.
Oleh sebab itu Pitono menyayangkan sikap, etos kerja dan tindak-tanduk anggota kabinet yang tidak mengindahkan arahan Presiden Jokowi.
Menurut Pitono, dalam berbagai kesempatan Presiden selalu mengarahkan para menterinya agar siang malam hanya memikirkan bagaimana mengatasi krisis yang diakibatkan oleh Covid-19.
"Di lapangan kenyataannya berbeda sama sekali. Mulai dari terjadinya kelangkaan obat penting untuk penderita Covid waktu itu hingga adanya indikasi bisnis PCR dan vaksin berbayar 15 juta dosis baru-baru ini,” tambahnya.
Pitono mengatakan para menteri harus melipatgandakan perhatian dan tenaga mereka demi suksesnya program-program Jokowi. Bila tidak mampu, dia menyarankan agar para menteri tersebut lebih baik segera mundur dari kabinet.
“Yang lebih parah lagi saya lihat mulai ada menteri yang sepertinya sedang giat memoles diri agar layak jadi calon Presiden atau calon wakil presiden tahun 2024 nanti. Kalau benar demikian, saya berani bilang bahwa menteri yang sudah berpikir jadi capres/cawapres tidak tahu malu dan tidak ber-AKHLAK,” tegas Pitono.
Pitono mengingatkan bahwa tugas menjadi menteri di dalam kabinet Jokowi tidaklah mudah. Sebab menurut Pitono, Jokowi bukanlah tipe pemimpin yang hanya duduk di belakang meja menunggu laporan.
Namun demikian bukan mustahil masih ada sederet masalah serta beberapa langkah sembrono para menteri yang sepertinya luput dari perhatian Jokowi.
Pitono mencontohkan terjadinya kebakaran salah satu tangki kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11) kemarin. Sementara kejadian kebakaran di kawasan yang sama pada bulan Juni di tahun ini juga belum tuntas diusut.
"Salah satu pihak yang bertanggungjawab atas musibah itu adalah Kementerian BUMN,” imbuh Pitono lagi.
Lebih lanjut, Pitono meminta agar Presiden Jokowi tidak ragu mengganti menteri yang bermasalah.
“Akan lebih baik bila Jokowi memberhentikan menteri yang tidak fokus lagi dalam bekerja ketimbang nanti ada menteri yang mengundurkan diri karena mau jadi capres misalnya. Itu akan membuat malu Jokowi dan merugikan rakyat banyak,” pungkasnya.