Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh wanita berpotensi maju mencalonkan diri sebagai calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Berdasarkan hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) pada beberapa waktu lalu, ada sembilan nama tokoh perempuan yang layak maju sebagai capres pada Pilpres 2024.
Sembilan tokoh wanita tersebut, yaitu mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan teratas dengan elektabilitas 24,21 persen.
Menyusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 17,66 persen, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07 persen.
Selanjutnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10 persen, Puan Maharani 4,01 persen, tokoh perempuan Yenny Wahid 3,14 persen, Megawati Soekarnoputri 2,79 persen, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 1,32 persen, dan istri Presiden Joko Widodo, Iriana 1,07 persen.
Jika dibandingkan dengan para capres laki-laki, posisi sembilan nama tokoh perempuan itu masih kalah bersaing
Namun kemunculan dan elektabilitas perempuan sebagai capres 2024 pada suvei kali ini cukup membanggakan.
Baca juga: Kripto Haram di Indonesia, Begini Pandangan Yenny Wahid
Dari hasil survei ini menarik kemunculan nama dua tokoh perempuan: Yenny Wahid dan Istri Presiden Jokowi, Iriana Jokowi.
Yenny Wahid dan Iriana Jokowi, keduanya bukan pejabat maupun mantan pejabat.
Yenny Wahid yang dalam survei mempunyai elektabilitas 3,14 persen mampu mengungguli tokoh perempuan lain yang saat ini masih menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (1,32 persen).
Elektabilitas putri Presiden ke-4 RI itu hanya kalah dengan para tokoh perempuan yang kini masih menjabat maupun yang pernah menjabat seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Elektabilitas Susi, besar kemungkinan lantaran publik belum lupa dengan jargon ”Tenggelamkan” khas miliknya.
Baca juga: Yenny Wahid Ungkap Pentingnya Membumikan Pancasila Guna Tangkal Ancaman Hoaks
Selain itu, Yenny dan Puan Maharani merupakan anak masing-masing dari dua mantan Presiden Indonesia.
Yaitu, Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
Alumnus Islamic College for Advanced Studies (ICAS) Universitas Paramadina Jakarta Muhammad Natsir MA, mengatakan perolehan elektabilitas 3,14 persen Yenny Wahid itu merupakan fenomena menarik.
Apalagi, mengingat Yenny Wahid tak memiliki panggung formal sebagai pejabat publik.
“Yenny sebagaimana ayahnya adalah penganjur toleransi dan penghormatan atas pluralitas warga dalam merawat Indonesia,” kata dia, dalam keterangannya, pada Selasa (16/11/2021).
Menurut dia, beberapa menteri dan kepala daerah memiliki tingkat popularitas, dan elektabilitas tinggi salah satunya karena dukungan publisitas tinggi sebagai pejabat apalagi selama pandemi.
Baca juga: Napak Tilas Perjuangan Gus Dur, Yenny Wahid Temui Sejumlah Tokoh Papua
Beda dengan beberapa tokoh perempuan dalam daftar survei capres itu telah memberikan memberikan tanggapannya.
Namun Yenny hingga kini belum pernah memberikan komentar kemungkinannya menjadi capres di Pilpres 2024.
Untuk diketahui, survei ARSC itu melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi.
Dengan 60 persen berusia muda di bawah 30 tahun dan usia minimal 17 tahun, survei menggunakan metode multistage random sampling dan dilakukan melalui sambungan telepon.
Adapun margin error plus minus 2,9 persen.