Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Se-NTT mengatakan bahwa NU memiliki visi global untuk membangun peradaban dunia. Visi tersebut diketahui mensyaratkan satu hal yakni kepemimpinan yang juga berspektrum global.
"Visi global mustinya dipegang tokoh bertaraf global. Bapak Kiai belum ada saingannya pasca Gus Dur," kata Ketua PCNU Lembata KH Muchtar Sarabiti dalam keterangan yang diterima, Selasa (16/11/2021).
Dia menilai, sebagai tokoh muslim paling berpengaruh dunia ke-19 berdasarkan rangking Pusat Studi Islam Yordania, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj masih menjadi satu-satunya figur yang layak melanjutkan kepemimpinan PBNU untuk lima tahun ke depan.
"Adalah rugi kalau kita tidak memaksimalkan pikiran beliau, tenaga beliau," imbuhnya.
Muchtar lantas mengajak 21 Pengurus PCNU lainnya yang hadir untuk bersatu dalam menyuarakan pilihan pada Muktamar NU di Lampung Desember mendatang.
Baca juga: Ketum PBNU Said Aqil Bicara Pentingnya Air bagi Umat Manusia
"Jujur pada Muktamar Jombang lalu karena terombang-ambing, saya tidak pilih beliau. Tapi hari ini saya mengajak mari kita NU Se-NTT menyatukan barisan mendukung Pak Kiai Said," ujar Muchtar.
Sedikit berbeda, PCNU Kota Kupang justru mengaku lebih memberikan pembobotan figur calon Ketua Umum PBNU dari segi keilmuan agama dan ke’alimannya.
Dalam hal ini, Ketum PBNU hari ini, KH Said Aqil Siroj, dinilai masih cukup mumpuni.
"Kalau kami pendekatannya istikharah. Ini ciri khas NU ya. NU tidak bisa ditekan-tekan apalagi dibeli," kata Ketua PCNU Kota Kupang KH Muhammad Nur Yamin.
Sebagai informasi, pada 4 November lalu, Ketua PCNU Kota Kupang bersama 61 PCNU lain dan 9 PWNU representasi zona Se-Indonesia telah secara resmi meminta KH Said Aqil Siroj maju dan bersedia dipilih kembali pada Muktamar NU mendatang.
Melalui zoom meeting yang dipadu press conference di Jakarta, Forum Silaturrahim Pendukung Kiai Said Aqil Siroj sekaligus mendeklarasikan dukungan mereka.
Kiai Nur Yamin yang merupakan santri jebolan Magelang mengajak semua pihak untuk bermuktamar dengan teduh dan beretika.
Dia mengaku sempat dibuat tersinggung dengan pola-pola perebutan dukungan yang kurang mencerminkan akhlak NU.
"Terus terang kami kurang respect ya kalau ada tim, utusan, atau apalah namanya, yang datang ke kami tapi modelnya petantang-petenteng, seperti bukan santri saja," tandasnya.