Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Suropati Syndicate M Shujahri mengatakan banyak kelompok yang gagal pikir selalu mengaitkan aktivitas bisnis keluarga Erick Thohir memanfaatkan BUMN untuk memperkaya diri dan memperluas jejaring bisnis.
Isu tersebut, menurut Shujahri, terkesan lebih mengarah pada isu kebencian pribadi.
“Serangan terhadap Erick ini akan semakin memperlihatkan bahwa dia ini cuma tau mengurus BUMN, karena dia bukan politisi, dia hanya akan menjawab klarifikasi, 'Anda bilang begini, saya akan buktikan bahwa tuduhan itu tidak benar' begitu saja dia.” Kata Shujahri kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Shujahri meyakini Erick tidak terlibat bisnis PCR, bahkan bekerja membantu masyarakat dengan tulus, tidak ada niatan untuk mencari untung dari adanya tes PCR tersebut.
“Orang sudah berniat untuk menolong tapi masih ada aja orang yang melintir dengan bilang mengambil keuntungan,” ucapnya.
Baca juga: Adian Napitupulu Sebut Ada Upaya Mengadu Domba PDIP dengan Menteri BUMN Erick Thohir
Shujahri menyayangkan niat baik sejumlah tokoh pada masa awal mula pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia membantu pemerintah dalam mempercepat identifikasi dan penanganan Covid-19 dipelintir oleh orang yang juga mencari keuntungan.
“Itu (Tes PCR) dibuat semangatnya mempercepat bukan untuk mengambil keuntungan, membantu negara dalam hal ini untuk mempercepat testing dan tracing supaya kita bisa cepat mendeteksi virus Corona seperti itu,” kata Shujahri
Namun, bagi Erick Thohir maupun Luhut Binsar Pandjaitan yang turut dilaporkan atas tersebut, kata Shujahri, merupakan orang-orang yang sudah selesai dengan dengan hidupnya.
“Mungkin saja kalau orang-orang yang di sana bekerja kemudian mendapat penghasilan ya wajarlah kan mereka keluar keringat, Tapi kalau yang dua tokoh (Erick dan Luhut) ini, saya percayalah udah selesai dengan hidupnya, tidak mungkinlah mengambil keuntungan dari proses PCR itu,” jelasnya.
Shujahri mempertanyakan pihak yang menuding Erick memperkaya diri dari bisnis PCR ini, berapa banyak jumlah kekayaannya Erick yang bertambah dari tudingan usaha itu.
Baca juga: Diterpa Isu Bisnis Tes PCR, Erick Thohir Kenang Permintaan Jokowi
“Kalau ada bahasa memperkaya itu ada satuannya, yang disebut memperkaya harus dikejar satuannya, misalnya kita memperpanjang jalanan berarti satuan kilometer donk, berapa kilometer bertambah jalan panjang itu. Ini kalau memperkaya satuannya emang berapa uangnya nambah, berapa aset yang nambah itu donk yang harus dilihat,” papar Shujahri.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi dari Universitas Indonesia Fatimah Ibtisam menilai banyaknya hoaks dan fitnah yang menimpa sejumlah tokoh menjadi cermin ketidakdewasaan dalam berpolitik.
Pihak yang menyebar dan mempercayai serangan hoaks, kata Tisam, membuktikan seberapa berkualitas tingkat kematangan intelektual dan emosional seseorang.