Rahmad mengaku Moeldoko merasa kehilangan.
Baca juga: Diduga Derita Kanker Paru-paru, Max Sopacua Sudah Satu Bulan Lebih Dirawat di Dua Rumah Sakit
Sebab almarhum kerap salat berjemaah dengan Moeldoko sebagai seorang muslim yang taat.
"Pak Max Sopacua adalah seorang muslim yang taat. Pak Moeldoko dan kami sering salat berjemaah dengan beliau. Pak Moeldoko dan kami sangat kehilangan, serta mendoakan, semoga Pak Max Sopacua diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT, kebaikan-kebaikan beliau dibalas Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda, dan semoga menjadi ahli syurga. Amin," tandasnya.
Perjalanan karier Max Socapua di dunia politik
Pernah Menjadi Penyiar TVRI
Pria kelahiran Ambon, pada 2 Maret 1946 itu menyelesaikan gelar sarjana S1 dan mendapatkan gelar magister di STIE Gotong Royong, Jakarta.
Baca juga: Bela Ibas Dalam Kasus Hambalang, Kamhar ke Max Sopacua: Menepuk Air di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Max juga sempat bekerja sebagai penyiar olahraga dan produser di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada zaman orde baru.
Dalam catatan buku wajah DPR dan DPD 2019-2014, Max diketahui menjadi produser di TVRI sejak 1985 hingga tahun 2002.
Ikut Dirikan Partai Demokrat Setelah era kepemimpinan Presiden Soeharto berakhir, Max mulai terjun ke dunia politik.
Ia diketahui terlibat dalam pendirian Partai Demokrat pada 9 September 2001 bersama SBY.
Bersamaan dengan suksesnya SBY terpilih sebagai Presiden pada Pilpres 2004, di tahun yang sama Max juga terpilih menjadi anggota DPR dari daerah pemilihan (dapil) Jabar V Bogor.
Ia menduduki Senayan selama dua periode yakni di tahun 2004 dan tahun 2009.
Kiprah Max di Partai Demokrat bisa dikatakan cukup penting.
Baca juga: Max Sopacua Singgung Nama Ibas di Kasus Korupsi Hambalang, Demokrat: Mereka Terus Membangun Fitnah
Selain sebagai salah satu pendiri partai, ia juga pernah menduduki jabatan strategis lainnya seperti Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, hingga menjadi anggota Majelis Tinggi.