“Kalau pemerintah 24 Desember 2021-2 Januari 2022 terapkan PPKM Level 3 ya kita ikut, kita ini warga negara yang baik. Harus sami'na wa atho'na. Kalau di konteks PBNU kita sami'na wa atho'na ke Rais Aam,” imbuhnya.
Nusron juga tak mempermasalahkan metode apapun yang akan diambil pimpinan PBNU dalam memutuskan tanggal baru gelaran Muktamar.
Ia menekankan siap kapan pun Muktamar akan digelar.
“Mau Muktamar besok pagi ya siap. Dilaksanakan bulan depan saya siap, bulan kapan siap. Nah, sepanjang diputuskan oleh Rais Aam. Apapun metodenya, Munas apa Konbes urusan anu, sami'na wa atho'na ke Rais Aam PBNU, apapun keputusan Rais Aam kita ikut,” tandas dia.
Di sisi lain, Nusron percaya tak ada alasan lain dengan penundaan Muktamar.
Ia tak merasa penundaan Muktamar adalah upaya penjegalan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketum PBNU baru.
“Tim Gus Yahya mau maju, apapun, enggak merasa terjegal. Pada prinsipnya kita ikutin tata laksana saja dan keputusan tertinggi Rais Aam. Apapun keputusan Rais Aam kita ikutin aja. Kami enggak mau suudzon, bicara soal jegal menjegal, saya enggak mau suudzon, berspekulasi,” ujar Nusron.
“Pada prinsipnya saya sebagai tim Gus Yahya hormatin pemerintah kalau ada PPKM. Selebihnya maju atau mundur, kami sami'na wa atho'na ke Rais Aam,” tandasnya.