TRIBUNNEWS.COM - Dalam artikel ini terdapat sejarah singkat, tema dan logo perayaan Hari Guru Nasional tahun 2021.
Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November setiap tahunnya.
Perayaan Hari Guru Nasional bersamaan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI yang juga jatuh pada tanggal 25 November.
Hari Guru Nasional diperingati sebagai penghormatan kepada para guru yang telah berjuang untuk pendidikan bangsa Indonesia dan setia dalam pengabdiannya.
Baca juga: Hari Guru Nasional 25 November 2021: Berikut Sejarah, Tema, dan Logo Lengkap dengan 30 Link Twibbon
Baca juga: LINK Twibbon Hari Guru Nasional 25 November 2021, Berikut Cara Membuat dan Sejarah Singkatnya
Tema dan Logo Hari Guru Nasional
Dikutip dari kemdikbud.go.id, tema yang diangkat pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2021 adalah "Bergerak dengan Hari, Pulihkan Pendidikan"
Adapun Logo peringatan Hari Guru 2021 sebagai berikut:
Sejarah Singkat Hari Guru Nasional
Dikutip dari pgri.or.id, pada tahun 1912 berdirilah organisasi guru-guru pribumi pada zaman Belanda.
Organisasi tersebut bernama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).
Organisasi ini bersifat unitaristik dan memiliki anggota yang terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
Memiliki latar belakang yang berbeda-beda, para anggota bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua.
Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib para anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
Seiring berjalannya waktu berkembang pula organisasi guru baru seperti Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB), disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.
Dengan kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan yang sudah sejak lama tumbuh, para guru pribumi pun memperjuangkan persamaan hak dan posisi dengan pihak Belanda.
Perjuangannya pun membawakan hasil, Kepala HIS yang dulu selalu dijabat oleh orang Belanda, satu per satu pindah ke tangan orang Indonesia.
Semangat perjuangan ini makin berkobar dan memuncak pada kesadaran dan cita-cita kemerdekaan.
Perjuangan guru tidak lagi perjuangan perbaikan nasib, tidak lagi perjuangan kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, tetapi telah memuncak menjadi perjuangan nasional dengan teriak “merdeka”.
Tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).
Pemerintah Belanda terkejut dengan perubahan ini, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.
Namun, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.
Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta.
Melalui kongres ini segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama dan suku, sepakat dihapuskan.
Mereka merupakan –guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk.
Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tanggal 25 November 1945 seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.
Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tengah bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan:
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia.
2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan.
3. Membela hak dan nasib buruh umumnya,guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itu, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Jiwa pengabdian, tekad perjuangan, dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, dan independen.
Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional dan diperingati setiap tahun.
(Tribunnews.com/Nadya)
Simak berita terkait Hari Guru Nasional